MAKASSAR, KOMPAS.com - Tawuran antarwarga yang kembali pecah di kawasan utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ternyata dipicu oleh akar masalah yang sangat dalam: dendam lama yang diwariskan sejak tahun 1989.
Ironisnya, konflik selama 36 tahun itu kini melibatkan pelaku yang masih berusia 12 tahun.
"Tawuran ini ternyata permasalahan sudah mulai dari tahun 1989, ada permasalahan antarwarga yang terjadi di sana," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dikonfirmasi, Selasa (23/9/2025).
Ketegangan sejak 36 tahun silam itu, kembali membara empat hari terakhir hingga warga setempat merasa khawatir.
Apalagi, sudah ada kurang lebih empat orang yang terluka akibat terkena anak panah busur.
Kata Arya, walaupun belum ada pelaku tawuran yang diamankan namun diduga kuat para pelaku yang terlibat masih rata-rata dibawah umur.
"Yang main (tawuran) ini adalah orang-orang yang masih di bawah umur, ada yang 14, 13 dan 12 tahun. Mereka tidak tanggung-tanggung karena mainnya pakai panah busur, terus pakai bom molotov dan petasan, ada kemarin yang menggunakan senapan angin," kata Arya.
Pihaknya juga sementara melakukan penyelidikan guna mengamankan para pelaku yang terbukti terlibat dalam tawuran tersebut.
"Oleh karena itu, kami sudah memetakan, insyaallah kami akan melakukan upaya-upaya penindakan terhadap pelaku," tutup Arya.
Empat hari terakhir tawuran antarwarga terjadi di kawasan Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tawuran itu pun membuat beberapa warga mengalami luka tertancap anak panah busur.
Berdasarkan informasi, tawuran antarwarga ini melibatkan beberapa kelompok pemuda, mulai dari kelompok pemuda Jalan 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang.
Saat ini situasi di lokasi yang kerap dijadikan arena tawuran para kelompok pemuda itu sudah berangsur kondusif, puluhan personel polisi dikerahkan melakukan pengamanan di lokasi.
https://makassar.kompas.com/read/2025/09/23/142307578/dendam-36-tahun-jadi-pemicu-tawuran-berdarah-di-makassar-ada-pelaku-di