Syaiful Akbar merupakan ASN dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat, Kecamatan Ujung Tanah.
Dia meninggal dunia usai saat berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai empat gedung DPRD Makassar yang dibakar sekelompok orang tak dikenal usai demo besar di Kota Daeng tersebut.
"Korban mendapatkan penghargaan atas jasa pengabdiannya dan diberikan kenaikan pangkat anumerta," kata Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, di Makassar, dikutip dari Antara, Rabu (3/9/2025).
Kenaikan pangkat itu, kata Munarfi, sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengabdiannya.
Selain itu, Pemkot Makassar melalui PT Taspen, menyalurkan santunan total sebesar Rp379.168.800 kepada ahli waris Syaiful Akbar.
Berdasarkan rincian santunan yang diterima, ahli waris almarhum berhak menerima sejumlah manfaat dari program jaminan dan santunan. Adapun yang diterima meliputi Tabungan Hari Tua (THT) sebesar Rp78.584.200.
Selain itu, manfaat santunan kematian akibat kecelakaan kerja yang terdiri dari santunan kematian, uang duka tewas, biaya penguburan, hingga beasiswa untuk dua orang anak senilai Rp300.584.600. Dengan demikian, total manfaat yang diterima ahli waris mencapai Rp379.168.800.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengatakan kehadirannya menemui keluarga korban menjadi bentuk nyata perhatian pemerintah, sekaligus memberikan penguatan moril bagi keluarga yang tengah diliputi duka mendalam.
"Semoga bantuan dari Taspen, hak bagi almarhum, bisa membantu keluarga, terutama kebutuhan keseharian," ucapnya.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya diberitakan, duka mendalam menyelimuti keluarga besar Syaiful Akbar, pegawai Pemerintah Kota Makassar, yang meninggal dunia saat Gedung DPRD Makassar dibakar pengunjuk rasa pada Jumat (29/8/2025) malam.
Jenazah Syaiful tiba di rumah duka di Jalan Andi Tenriajeng, Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sabtu (30/8/2025) pagi.
Isak tangis keluarga, kerabat, dan tetangga pecah saat peti jenazah diturunkan. Ratusan pelayat hadir untuk memberikan doa.
Perwakilan keluarga, Hamsir Tahir, mengatakan, dari informasi yang didapatkan, Syaiful saat itu sedang menjalankan tugas menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Makassar.
Namun, massa yang berunjuk rasa menerobos masuk hingga membuat situasi mencekam.
"Korban panik, terkepung api, dan akhirnya mengambil langkah melompat dari lantai empat. Nyawanya tidak tertolong,” kata Hamsir saat dikonfirmasi, Sabtu sore usai pemakaman.
Meski berat, Hamsir mengatakan pihak keluarga ikhlas menerima musibah ini.
“Kami percaya ini sudah takdir Allah SWT. Kami meyakini beliau meninggal dalam keadaan syahid,” ucapnya.
Hamsir juga berpesan kepada mahasiswa agar tetap menyampaikan aspirasi dengan cara damai tanpa menimbulkan korban jiwa.
“Silakan berorasi, silakan menyampaikan aspirasi. Tapi ingat, di sekitar Anda banyak masyarakat tak berdosa yang bisa menjadi korban,” ujarnya.
Syaiful pernah berdinas di Kota Palopo dari 2009 hingga 2022.
Ia sempat menjabat sebagai Sekretaris Kecamatan Sendana dan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan KB.
Setelah itu, ia melanjutkan karier di Makassar.
Jabatan terakhir almarhum adalah Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Selama tiga tahun terakhir, ia mengabdi di kecamatan tersebut.
https://makassar.kompas.com/read/2025/09/03/142453878/asn-korban-pembakaran-gedung-dprd-makassar-dapat-kenaikan-pangkat-anumerta