Salin Artikel

Anggap Aksi Massa Akumulasi Rasa Ketidakadilan, UMI Makassar Kirim Maklumat ke Prabowo dan DPR

MAKASSAR, KOMPAS.com – Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menyerukan pentingnya jalan tengah kebangsaan sebagai solusi meredam gelombang demonstrasi di berbagai daerah, khususnya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang telah menelan 4 korban jiwa.

Seruan tersebut dituangkan dalam maklumat resmi yang dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto serta pimpinan DPR-MPR.

Rektor UMI Prof Dr Hambali Thalib menyebut menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah bukan hanya akibat isu politik sesaat, melainkan akumulasi rasa ketidakadilan, kebijakan yang kurang berpihak kepada rakyat kecil, serta jurang yang makin lebar antara elite dan masyarakat.

“Dalam kondisi ini, semua komponen bangsa harus kembali ke nilai dasar kebangsaan. Keadilan sosial harus menjadi panglima kebijakan, kebenaran dan kejujuran menjadi roh politik," tegas Hambali dalam konferensi pers di Makassar, Minggu (31/8/2025).

"Pengabdian tulus kepada rakyat adalah bentuk pengabdian tertinggi,” sambungnya.

Seruan itu dituangkan dalam maklumat resmi yang telah dikirimkan ke Presiden Prabowo Subianto serta pimpinan DPR-MPR.

UMI menawarkan lima gagasan strategis untuk memulihkan kepercayaan rakyat, yaitu deklarasi nasional kejujuran dan keadilan, reformasi komunikasi publik, restorasi keadilan sosial, dialog nasional berbasis moral, serta penegakan hukum yang humanis.

Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar, menegaskan kampus almamater hijau siap menjadi fasilitator forum kebangsaan untuk merumuskan konsep jalan tengah.

“Indonesia tidak kekurangan tokoh hebat atau pemimpin cerdas. Yang kita butuhkan hanyalah keberanian untuk berlaku adil dan jujur,” ujarnya.

Isi Maklumat UMI

Dalam maklumat yang dikirimkan ke Presiden dan DPR-MPR, UMI menekankan empat poin utama:

1. Mengajak mahasiswa dan generasi muda menyuarakan aspirasi dengan cara arif, bijaksana, dan beradab, berlandaskan nilai agama, budaya, serta kearifan lokal Bugis-Makassar yang menjunjung tinggi siri na pacce (harga diri dan solidaritas).

2. Menegaskan pentingnya perjuangan intelektual dan kemanusiaan melalui cara damai, dialogis, dan konstruktif.

3. Mengimbau mahasiswa dan masyarakat menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme.

4. Meyakini bahwa keberkahan perjuangan hanya hadir bila ditempuh dengan cara yang benar.

MUI Sulsel Juga Keluarkan Maklumat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan juga mengeluarkan maklumat resmi bernomor 03/DP.P.XXI/VIII/2025 yang ditandatangani Ketua MUI Sulsel KH Najmuddin dan Sekretaris KH Muammar Bakry.

MUI meminta semua pihak menahan diri dan menghentikan segala bentuk kekerasan.

Mereka juga mengajak duduk bersama membangun dialog kebangsaan dan keumatan dengan menjunjung nilai kemanusiaan, keagamaan, dan kearifan lokal Sulsel.

MUI mengingatkan pejabat negara dan pengambil kebijakan untuk lebih berpihak pada rakyat, serta mengimbau peserta aksi menjaga ketertiban tanpa perusakan dan penjarahan.

Muammar juga menyampaikan belasungkawa atas korban jiwa dan luka dalam tragedi pembakaran Gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar.
“Semoga Allah SWT menjaga kita semua dalam hidayah dan taufiq-Nya,” tutupnya.

https://makassar.kompas.com/read/2025/08/31/180345578/anggap-aksi-massa-akumulasi-rasa-ketidakadilan-umi-makassar-kirim-maklumat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com