Tindakan tersebut dilakukan setelah massa meringsek masuk ke halaman kantor bupati Bone, Sulawesi Selatan.
Untuk membubarkan kerumunan, aparat tmenggunakan tembakan gas air mata.
“Massa sudah keluar dari halaman tapi terus bentrok,” kata Kifli, salah seorang warga, melalui sambungan telepon.
Setelah dihalau dari halaman kantor bupati, massa kembali berkumpul di dua titik, yaitu di sisi timur Jalan Ahmad Yani dan di perempatan Jalan Ahmad Yani - Wahidin Sudirohusodo.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat gabungan terus berlangsung.
Massa terus melakukan pelemparan batu sementara aparat membentengi diri dengan tameng.
Unjuk rasa ini digelar dengan dukungan logistik dari sejumlah masyarakat yang menolak kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2).
Ketegangan semakin meningkat ketika Bupati Bone, Andi Asman Sulaeman, enggan menemui pengunjuk rasa dan memilih untuk menghindar, yang membuat situasi semakin anarkis.
Situasi di lapangan terus berkembang, dan aparat keamanan berupaya mengendalikan keadaan agar tidak semakin memburuk.
https://makassar.kompas.com/read/2025/08/19/204409278/berupaya-masuk-ke-kantor-bupati-bone-massa-dipukul-mundur-bentrokan-pecah