Langkah ini diambil setelah adanya laporan kasus kematian yang diduga terkait dengan penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyebar 100 jebakan tikus untuk menangkap hewan pengerat yang dicurigai terpapar bakteri leptospira.
Jebakan tersebut ditempatkan di lingkungan rumah pasien yang meninggal dunia akibat Leptospirosis.
“Salah satu area di mana kasus meninggal ini kami bekerjasama dengan Balai Besar Labkesmas. Kita melakukan pemasangan trap di lokasi rumah yang bersangkutan dan di 50 rumah di sekitarnya,” ujarnya, Jumat (10/7/2025).
Lana menjelaskan bahwa dua perangkap dipasang di setiap rumah, satu di dalam dan satu di luar.
Dari 100 jebakan yang dipasang, pihaknya berhasil menangkap 10 tikus.
“Dua hari lalu, kami pasang jebakan tersebut. Dari 100 trap yang kita pasang, dapat 10 tikus,” ungkapnya.
“Dilakukan pemeriksaan apakah tikus-tikus itu mengandung bakteri leptospira, tapi hasilnya masih menunggu sekitar 2 minggu,” tuturnya.
Peningkatan kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2025 menjadi perhatian serius.
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan hewan peliharaan guna mencegah penyebaran penyakit ini.
“Hewan peliharaan seperti anjing, sapi, kambing, bahkan domba harus dijaga kesehatannya. Jika menunjukkan gejala demam dan kuning, segera bawa ke dokter hewan,” ujar Kepala Bidang Perikanan dan Kehutanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, dalam konferensi pers pada Jumat (11/7/2025).
Sri Panggarti juga menekankan pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat.
Ia menambahkan, bagi warga yang mengalami gejala leptospirosis, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan.
https://makassar.kompas.com/read/2025/07/11/153759678/kasus-leptospirosis-naik-dinkes-kota-yogyakarta-pasang-100-jebakan-tikus