Korban ditemukan tidak bernyawa di dalam perahunya oleh seorang nelayan yang sedang mencari kepiting.
"Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan berinisial LP (49) yang saat itu sedang menjaring kepiting di tepi pantai. Korban hanyut terbawa arus di atas perahunya dengan posisi setengah badannya di dalam air," kata Kasi Humas Polres Buton Tengah, Iptu Thamrin, melalui pesan pendek, Kamis (8/5/2025).
Setelah penemuan tersebut, nelayan yang pertama kali menemukan korban segera memberitahukan warga, sehingga membuat warga desa heboh.
Mereka kemudian melaporkan peristiwa penemuan mayat itu ke Polsek Lakudo.
Anggota Polsek Lakudo segera menuju lokasi kejadian, sementara anggota inafis dari Polres Buton Tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kronologi kejadian
Dari keterangan istri korban, I meminta izin untuk pergi memancing pada Selasa pagi.
Namun, pada siang harinya, hujan turun disertai petir.
Thamrin menjelaskan, hasil pemeriksaan medis pada fisik korban dan keterangan dari saksi-saksi menunjukkan bahwa dugaan sementara penyebab kematian korban adalah tersambar petir.
"Dugaan sementara meninggalnya korban tersambar petir, karena saat memancing di tengah laut, sedang terjadi hujan deras disertai petir dan guntur," ujarnya.
Thamrin juga menambahkan, dari keterangan saksi lain, nelayan berinisial LD (32) sempat bersama korban memancing di laut dan mengajak korban untuk pulang.
"Namun, korban menolak untuk pulang karena belum mendapatkan banyak ikan. Akhirnya, saksi tersebut pulang meninggalkan korban yang melanjutkan memancing. Tidak lama kemudian, hujan deras diiringi petir dan guntur terjadi," ucap Thamrin.
Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga jenazah korban dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
https://makassar.kompas.com/read/2025/05/09/075400978/memancing-di-tengah-hujan-nelayan-buton-tengah-tewas-tersambar-petir