Salin Artikel

Koper Dicongkel, Emas dan Jam Tangan Penumpang Raib di Bandara

KENDARI, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang penumpang pesawat histeris setelah menyadari kehilangan emas di Bandara Haluoleo Kendari viral di media sosial.

Namun, pihak humas bandara mengklarifikasi bahwa insiden pencurian tersebut diduga terjadi di Bandara Hasanuddin Makassar sebelum koper korban tiba di Kendari.

Empat karyawan Lion Air yang merupakan porter diduga terlibat dalam pencurian ini dan telah diamankan oleh pihak kepolisian.

Adapun barang yang dicuri adalah perhiasan emas dan jam tangan senilai Rp 7,6 juta.

Humas Bandara Haluoleo Kendari, Nurlansyah, membenarkan bahwa video yang beredar memang diambil di bandara tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa pencurian tidak terjadi di Bandara Haluoleo Kendari.

"Intinya kejadian itu bukan di Bandara Haluoleo. Penumpang dari Makassar ke Kendari, naik Lion Air JT 992 dari Makassar tanggal 8 Februari 2025 tujuan Kendari," kata Nurlansyah kepada Kompas.com, Senin (10/2/2025).

Penumpang baru menyadari kehilangan barang berharga setelah membuka koper di Bandara Haluoleo Kendari. Nurlansyah menduga, pencurian terjadi ketika koper masih berada di Bandara Hasanuddin Makassar.

Korban, berinisial ADJ (23), seorang wiraswasta asal Ujung Pandang yang kini berdomisili di Kecamatan Baruga, Kendari, mengalami kerugian akibat aksi pencurian ini.

Barang berharga milik korban yang hilang akibat pencurian ini meliputi:

  • Cincin emas seberat 1,85 gram
  • Gelang emas seberat 2,98 gram
  • Jam tangan warna hitam

Total kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai Rp 7,6 juta.

"Kami kroscek kepada pihak Bandara Haluoleo lewat humasnya, dan kami sudah dapat informasi bahwa memang ini ada tindakan pidana pencurian. Kopernya memang dicongkel dari bandara sebelumnya," ujar AKP Ansar.

Porter Lion Air Bandara Hasanuddin Diduga Pelaku

Pihak kepolisian setempat langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan empat orang karyawan Lion Air bagian porter di Bandara Hasanuddin Makassar. Keempat porter tersebut masih dalam pemeriksaan terkait dugaan pencurian barang penumpang.

"Mereka masih dalam proses pemeriksaan. Dugaan tindak pidana ini terjadi hari Sabtu 8 Februari 2025, diperkirakan kopernya di lambung pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 992 dan tiba di Bandara Haluoleo pada sore," tambah Ansar.

Korban Histeris di Bandara

Saat menyadari kopernya rusak dan perhiasannya hilang, ADJ histeris dan mengamuk di Bandara Haluoleo Kendari.

Insiden tersebut terekam dalam video berdurasi 1 menit 45 detik yang kemudian viral di media sosial.

Kapolsek Ranomeeto menjelaskan bahwa setelah adanya laporan kehilangan, pihak maskapai dan bandara langsung berkoordinasi dengan Bandara Hasanuddin.

"Pas ada informasi kehilangan, pihak maskapai dan bandara sini melapor ke Bandara Hasanuddin dan petugas di sana langsung bergerak. Pelakunya sudah diamankan," ujar AKP Ansar.

Investigasi Internal oleh Lion Air

Pihak Lion Air Group juga telah melakukan investigasi internal terkait kasus ini.

"Saat ini kami telah berada di Makassar, investigasi terkait barang hilang salah satu penumpang," ujar Humas Lion Group Kendari, Danang, dikutip dari TribunnewsSultra.com, Senin (10/2/2025).

Sementara itu, kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polsek Maros.

Keempat porter yang diamankan masih menjalani pemeriksaan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Investigasi lebih lanjut akan menentukan langkah hukum berikutnya terhadap para pelaku.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Kiki Andi Pati| Editor: Ihsanuddin)

https://makassar.kompas.com/read/2025/02/10/191704678/koper-dicongkel-emas-dan-jam-tangan-penumpang-raib-di-bandara

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com