Salin Artikel

Ribuan Korban Banjir Gorontalo Bertahan Hidup dengan Makanan Siap Saji dari Dapur Umum

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanyak 2.106 kepala keluarga atau 6.062 jiwa korban banjir Gorontalo yang terdampak luapan Danau Limboto sangat bergantung kiriman makanan siap saji dari dapur umum Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.

Korban bencana ini berada di 4 kecamatan di Kabupaten Gorontalo, yaitu di Kecamatan Tilango, Kecamatan Talaga Jaya, Kecamatan Limboto dan Kecamatan Batudaa.

“Sejak hari Minggu kami membangun Posko dapur umum hingga saat ini,” kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Sujono Said Antule yang mewakili Kepala Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Selasa (4/2/2025).

Sujono mengungkapkan posko pelayanan dapur umum ini didirikan di gudang logistik di Jalan Sawit kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi kota Gorontalo.

Pendirian Posko Dapur Umum ini bertujuan untuk memberikan pelayanan bantuan makanan siap saji bagi penyintas banjir yang terdampak luapan air Danau Limboto.

“Sejak kami dirikan dapur umum ini, kami langsung bergerak membantu para penyintas banjir,” ujar Sujono.

Desa Lawonu terdapat 106 kepala keluarga (328 jiwa), Desa Tabumela sebanyak 312 kepala keluarga (648 jiwa) dan Desa Tilote 320 kepala keluarga (1150 jiwa). Jumlah keseluruhan di kecamatan ini sebanyak 1.131 kepala keluarga atau 3.333 jiwa.

Di Kecamatan Telaga Jaya distribusi makan siap saji dikirimkan ke warga di dua desa yaitu, Desa Buhu sebanyak 130 kepala keluarga (421 jiwa), dan Desa Hutadaa 239 kepala keluarga (1142 jiwa), warga terdampak di kecamatan ini adalah 459 kepala keluarga (1563 jiwa).

Di Kecamatan Limboto bantuan makanan siap saji dibagikan ke warga di Desa Kayubulan sebanyak 345 kepala keluarga (564 jiwa) dan Desa Hunggaluwa sebanyak 128 kepala keluarga (462 jiwa), jumlah di kecamatan ini mencapai sebanyak 437 kepala keluarga (1026 jiwa).

Sedangkan Kecamatan Batudaa yang berada di sini lain Danau Limboto terdapat 1 desa terdampak banjir yaitu di Desa Payunga dengan korban 43 kepala keluarga (140 jiwa).

“Total keseluruhan masyarakat yang terdampak banjir luapan air danau di kabupaten Gorontalo adalah 2.106 kepala keluarga (6.062 jiwa),” ungkap Sujono.

Para pekerja yang melayani di Posko dapur umum ini berasal dari Tagana Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Bone Bolango, dan Kota Gorontalo, relawan sosial, dan sejumlah aparat sipil negara dinas sosial.

Mereka bekerja nonstop untuk menyiapkan makanan siap saji bagi ribuan warga terdampak banjir tiga kali sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam.

“Kondisi banjir belum menyurut, bahkan hujan setiap hari terus mengguyur. Kondisi ini yang membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar Zakaria, warga terdampak banjir yang mengungsi di tenda yang didirikan pemerintah desa Buhu.

Ia mengaku mendapat bantuan makanan siap saji dari pemerintah, makanan ini bisa mengganjal perutnya agar tidak cepat lapar. Apalagi ia juga harus seriung terkena air karena menjaga rumahnya yang terendam banjir.

https://makassar.kompas.com/read/2025/02/04/145856078/ribuan-korban-banjir-gorontalo-bertahan-hidup-dengan-makanan-siap-saji-dari

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com