Salin Artikel

93 Kali Gempa Susulan Guncang Kolaka Timur hingga Selasa Pagi

KOLAKA TIMUR, KOMPAS. com- Wilayah Lalolae, Kab. Kolaka Timur diguncang gempabumi tektonik berkekuatan M 4,9 pada Jumat (24/1/2025) pukul 21.37 WIB.

Sejak gempa utama terjadi Jumat malam, hingga Selasa (28/1/2025) pukul 9.00 Wita tercatat telah terjadi 93 kali gempa susulan. 

BMKG mencatat, gempa tektonik menguncang Kabupaten Kolaka Timur sejak Jumat (24/1/2025) hingga Selasa (28/1/2025) ada 93 kali gempa susulan terjadi.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa susulan ini kekuatannya lebih kecil dari gempabumi utama yang terjadi pada Jumat (24/1/2025).

"93 kali susulan di Kolaka Timur. Gempa Kolaka Timur cukup sering terjadi beberapa hari ini, jangan panik dan tetap tenang," kata Daryono dalam keterangan resminya.

Ia menyampaikan bahwa gempa dengan magnitudo yang cukup besar, sangat wajar disertai dengan rentetan kejadian gempabumi susulan.

Hal ini untuk melepaskan semua energi dari patahan/sesar sehingga kembali ke posisi seimbangnya.

Sebelumnya, Gempabumi berkekuatan 4,9 Skala Richter terjadi pada Jumat (24/2/2025) pukul 21.30 Wita membuat masyarakat sekitar panik.

Gempa ini juga dirasakan cukup kuat di kabupaten Kolaka Timur pada skala 3 sampai 4 MMI, Kbupaten Bombana 3 MMI, Kabupaten Konawe Konawe Selatan Konawe Utara dan kota Kendari 2 sampai 3 MMI.

Gempa yang berada di daratan di wilayah Kolaka Timur 4,8 km tenggara Kecamatan LaloLae menyebabkan kerusakan ringan kaca di rumah sakit Benyamin Guluh Kolaka.

Penyebab gempa Kolaka Timur

Penyebab gempa Kolaka Timur akibat aktivitas sesar Kolaka. Keberadaan sesar Kolaka ini memanjang dari arah barat laut ke arah tenggara mulai dari Teluk Bone terus melintasi daratan wilayah kabupaten Kolaka di Kecamatan Pomalaa dan kecamatan Baula.

Kemudian Kabupaten Kolaka Timur di Kecamatan Labamdia, Kabupaten Konawe Selatan di Kecamatan Lalembu dan kecamatan Tinanggea.

Walaupun sesar memanjang di wilayah-wilayah tersebut tetapi aktivitas sesar berdampak di beberapa wilayah di sekitarnya sehingga cukup banyak gempa bumi yang terjadi di wilayah sekitar Kolaka disebabkan oleh aktivitas sesar Kolaka.

Kekuatan gempa di Kolaka Timur yang cukup besar ini juga disertai dengan rentetan-rentetan gempa susulan yaitu gempa yang terjadi setelah gempa utama pada lokasi yang sama atau berdekatan.

Gempa bumi susulan terjadi dengan skala kekuatan lebih kecil dari gempa utama hal ini memberikan arti tentang realisasi energi suatu patahan atau sesar yang masih ada hingga mencapai posisi keseimbangannya kembali.

Adapun jumlah gempa susulan yang terjadi masih bervariasi karena gempa bumi yang tidak dapat diprediksi kejadiannya.

"Dihimbau tetap tenang dan tidak mempercayai isu miring isu atau berita tentang prediksi gempa bumi pastikan informasi gempa bumi yang diterima berasal dari BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi update tentang gempa bumi," tutup Daryono. 

https://makassar.kompas.com/read/2025/01/28/100555978/93-kali-gempa-susulan-guncang-kolaka-timur-hingga-selasa-pagi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com