Salin Artikel

2 Kecamatan di Luwu Terendam Banjir, BPBD Siapkan Perahu Polietelin

LUWU, KOMPAS.com – Intensitas curah hujan tinggi yang terjadi di Kecamatan Lamasi Timur dan Walenrang Timur sejak beberapa hari terakhir membuat empat desa di dua kecamatan terendam banjir.

Banjir diperparah dengan jebolnya beberapa tanggul penahan air di sungai Lamasi yang menyebabkan ruas jalan, permukiman, lahan pertanian dan perkebunan terendam.

Koordinator tim reaksi cepat (TRC) Karyadi mengatakan pada Rabu (22/1/2025) dinihari banjir mulai merendam permukiman warga.

“Penyebabnya sampai air meluap karena debit air tinggi sehingga tanggul sungai jebol di beberapa titik dan meluap ke permukiman warga,” kata Karyadi saat dikonfirmasi di lokasi, Rabu (22/1/2025) sore.

Karyadi mengatakan, desa yang terendam akibat banjir yakni Desa Pompengan, Pompengan Tengah dan Pompengan Pantai di Kecamatan Lamasi Timur. Sementara di Kecamatan Walenrang Timur yakni Desa Kendekan.

“Sungai Lamasi yang melalui desa-desa tersebut mengalami jebol dengan lebar tanggul jebol bervariasi mulai dari 5 meter hingga 10 meter, ketinggian air mencapai 60 sentimeter,” ucap Karyadi.

“Untuk di Desa Pompengan tengah jumlah tanggul jebol sebanyak empat titik, dan di desa-desa lainnya masih dalam asesmen, yang jelas banayk titik tanggul yang jebol, bahkan ada yang sedang dalam perbaikan jebol lagi,” tambah Karyadi.

Menurut Karyadi, jumlah rumah warga yang terdampak akibat meluapnya Sungai Lamasi di dua kecamatan tersebut mencapai 150 unit rumah.

“Di Desa Pompengan tengah ada 50 unit rumah, pompengan pantai 50 unit rumah dan pompengan juga 50 unit rumah, sementara Desa Kendekan di Kecamatan Walenrang Timur sedang dalam asesmen,” ujar karyadi.

Lanjut Karyadi, untuk mengantisipasi banjir susulan, pihaknya menyiapkan perahu Polietelin untuk digunakan warga.

“Kami menyiapkan satu unit perahu Polietelin yang stay di Desa Pompengan untuk dipakai menyeberangkan warga saat akses jalan tertutup akibat banjir. Akses ini dari Desa Pompengan ke Desa Pompengan Tengah dan Pompengan Pantai maupun sebaliknya,” tutur Karyadi.

Kepala Desa Pompengan Tengah, Nusri Pabira mengatakan untuk lahan pertanian Padi sawah luas lahan yang terendam mencapai 150 hektare.

“Para petani baru beberapa hari menanam tiba-tiba diterjang banjir, jadi tanaman padinya yang baru tersebut bisa gagal tumbuh,” ungkap Nusri.

Nusri menyatakan bahwa setiap tahun Desa Pompengan tengah sudah menjadi langanan banjir berkali-kali jika musim hujan tiba.

“Desa kami sudah menjadi langganan banjir setiap tahun, dan dalam setahun kalau dihitung-hitung banjirnya cukup banyak. Kami berharap pemerintah segera menangani tanggul Sungai Lamasi agar bebas dari banjir,” imbuh Nasri.

https://makassar.kompas.com/read/2025/01/22/224842078/2-kecamatan-di-luwu-terendam-banjir-bpbd-siapkan-perahu-polietelin

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com