Salin Artikel

Oknum Perwira TNI di Makassar Selingkuh dengan Istri Dokter, Kepergok Sedang Berduaan di Mobil

KOMPAS.com - Oknum perwira TNI berinisial Letkol inf LG diduga selingkuh dengan istri dokter di Makassar.

Menurut laporan, oknum TNI tersebut mantan Komandan Kodim (Dandim) 1408/Makassar.

Kapendam XIV/Hasanuddin Letkol Arm Gatot Awan Febrianto mengatakan, proses perkara Letkol Inf Lg sudah diproses dan ditetapkan sebagai tersangka.

"Ya, kalau dilimpahkan pasti tersangka," kata Kapendam dalam keterangan pers, Selasa (19/11/2024).

Gatot membenarkan Letkol Inf Lizardo dicopot dari jabatannya sebagai Dandim Makassar. Kebijakan ini dilakukan sembari LG menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

"Itu kan dilepas dulu dari jabatan untuk pemeriksaan," ucapnya.

Meski demikian LG tidak ditahan, karena masih menjalankan tugas pada jabatan yang baru. LG kini menjabat sebagai staf khusus Pangdam XIV/Hasanuddin.

Gatot memastikan kasus ini masih tetap berproses. Berkas perkara tersangka sudah dilimpahkan ke Otmil IV-17 Makassar pada awal pekan ini.

Pergoki istri selingkuh

 

Dokter JA mencurigai perselingkuhan itu saat istrinya pergi seharian meninggalkan rumah hingga dilacak melalui GPS.

"Yang paling saya curigai waktu kejadian tanggal 15 Agustus 2024 ketika saya pulang dari Jakarta. Setelah saya mengurus saya punya visa, saya pulang dari Jakarta," ujar JA saat konferensi pers didampingi pengacaranya di Jalan Hertasning Makassar, Selasa (19/11/2024).

"Saya curiga karena pulang anak saya main sendiri di rumah. Saya tanya pembantu, 'Mana istri saya?', dia katakan pembantu, 'Dari tadi sore keluar meninggalkan rumah. Sampai sekarang belum pulang'," lanjutnya.

JA pun melacak keberadaan istrinya melalui GPS yang menunjukkan mobilnya terparkir di kawasan Kopitiam, Jalan Haji Bau, Makassar.

Setelah menunggu hingga pukul 21.00 Wita, dia melihat Letkol LG masuk ke mobilnya bersama istrinya dan wanita inisial F yang merupakan sahabat istrinya

Dokter JA membuntuti keduanya hingga memberhentikan mobil mereka.

Saat itu istrinya melihat JA dan turun dari mobil. Sementara Letkol LG mencoba kabur dari lokasi.

"Nah, saya gedor-gedor-lah itu mobil. Akhirnya dia buka. Terus sambil dia lihat ke belakang, istri saya turun, menarik-narik saya. Terus karena motor di belakang ini sepi lagi, akhirnya dia kabur. Mundur, kabur," tuturnya.

Pada situasi tersebut, JA mengaku masih berusaha mengejar Letkol LG. Namun, IR berupaya menghalangi dengan cara mencakar hingga mencengkeram.

"Saya berusaha mengejar, tapi istri saya tahan saya. Di situ ada sempat kejadian memar-memar badan saya. Masih ada foto-foto ada juga waktu pada saat kejadian," ucapnya.

"Ditahan, dicakar, pokoknya berusaha dia cengkeram saya, menghalang-halangi saya untuk mengejar ini mobil. Setelah itu, saya pulang ke rumah," imbuhnya.

Kecurigaan JA makin kuat setelah mendapatkan rekaman CCTV di sebuah hotel pada saat dirinya berada di Korea.

Rekaman itu menunjukkan istrinya check-in ke kamar hotel yang sama dengan Letkol LG.

"Dari rekaman CCTV itu jadi salah satu bukti menurut saya. Bahwa mereka ada di kamar yang sama sekian jam.

"Saya kira mungkin, ya, kita sudah dewasa semua dan kita tahu apa yang terjadi kalau laki-laki dan perempuan dewasa ketemu berdua dalam kamar hotel," paparnya.

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Istri Dokter Diduga Selingkuh dengan Mantan Dandim di Makassar: Sang Suami Pergoki Keduanya Check In

https://makassar.kompas.com/read/2024/11/21/191739378/oknum-perwira-tni-di-makassar-selingkuh-dengan-istri-dokter-kepergok-sedang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com