Salin Artikel

1 Orang Tewas akibat Perahu Tabrakan di Palopo, 2 ABK Ditangkap

PALOPO, KOMPAS.com - Unit Resmob Satuan Reserse Kriminal Polres Palopo, Sulawesi Selatan, mengamankan dua orang awak perahu nelayan yang diduga terlibat dalam kecelakaan laut di perairan Marobo, Teluk Bone, Rabu (6/11/2024) dini hari.

Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, menjelaskan bahwa kedua orang yang berada di perahu nelayan, yang dikenal sebagai perahu Baggo, adalah Awal (25) sebagai pengemudi dan Iming (34) sebagai penumpang.

“Keduanya sudah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Berdasarkan interogasi awal, keduanya mengaku merasakan benturan keras, namun tidak mengetahui apa yang menyebabkan tabrakan karena kondisi yang gelap,” jelas Supriadi saat dikonfirmasi, Jumat (8/11/2024).

Supriadi menambahkan bahwa kedua terduga masih dalam pemeriksaan dan garis polisi telah dipasang di perahu tersebut.

“Polres Palopo telah mengamankan kedua tersangka untuk pemeriksaan lebih mendalam serta memasang garis polisi di sekitar perahu Baggo sebagai barang bukti. Kasus ini masih dalam proses penyidikan guna mengungkap detail kejadian dan memastikan keadilan bagi korban serta keluarganya,” tambahnya.

Tabrakan perahu, 1 orang meninggal

Kecelakaan tersebut melibatkan tabrakan antara dua perahu, yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka serius.

“Kecelakaan terjadi sekitar pukul 04.30 Wita ketika korban Awaluddin (45), seorang nelayan asal Tanjung Ringgit, Kota Palopo, bersama pekerjanya, melaju dengan perahu jenis bala-bala di perairan Marobo,” ungkap Supriadi.

Saat kejadian, perahu mereka ditabrak sebuah perahu besar jenis Baggo dari arah barat.

Akibat tabrakan tersebut, korban dan penumpangnya mengalami benturan keras.

Awaluddin ditemukan meninggal dunia dengan luka robek di bagian kepala.

Setelah menerima laporan, Polres Palopo bersama Basarnas melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.

Pada pukul 09.10 Wita, jenazah korban berhasil ditemukan.

Tim gabungan kemudian melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan perahu Baggo yang diduga terlibat di sekitar wilayah Batu Walenrang, Kota Palopo, dengan bercak darah dan tanda benturan di badan perahu.

Sebelumnya, kecelakaan laut di wilayah perairan Marobo, Kota Palopo, terjadi pada Rabu (6/11/2024).

Dalam kejadian ini, perahu nelayan yang dikemudikan Awaluddin (45) bertabrakan dengan perahu nelayan lain saat sedang dalam perjalanan kembali dari arah Desa Pompengan, Kabupaten Luwu, menuju Kota Palopo, pukul 05.00 Wita.

Komandan Pos Unit Siaga SAR Kota Palopo, Rifman, menyatakan bahwa akibat kejadian tersebut, lima orang menjadi korban, satu di antaranya sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.

“Perahu kecil yang membawa lima penumpang itu ditabrak kapal berukuran lebih besar, yang saat ini masih dalam penyelidikan. Perahu korban terpental akibat benturan, menyebabkan penumpang bernama Awal terjatuh ke laut dan dilakukan pencarian,” kata Rifman pada Rabu.

https://makassar.kompas.com/read/2024/11/08/095013578/1-orang-tewas-akibat-perahu-tabrakan-di-palopo-2-abk-ditangkap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com