Salin Artikel

Cerita di Balik Kebakaran yang Hanguskan 33 Rumah di Makassar, Ada Suami yang Cemburu

Kebakaran tersebut berdampak pada 57 kepala keluarga sehingga ada 211 jiwa yang harus mengungsi.

Berdasarkan keterangan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Makassar, api berhasil dikuasai sekitar pukul 06.28 Wita setelah tujuh regu pemadam kebakaran berjibaku dengan api sekitar satu jam lebih.

Berdasarkan assesment dan validasi RT/RW, tercatat sebanyak 24 rumah, 40 KK, 150 jiwa yang menjadi korban kebakaran di RT 03.

Sementara di RW 04, ada 9 rumah, 17 KK, dan 61 jiwa ehingga total 33 rumah yang hangus terbakar.

Pelaku adalah suami yang cemburu

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, kebakaran terjadi lantaran ada unsur kesengajaan. Polisi pun menangkap pelaku pembakaran, Muh Rijal (39).

Rijal ditangkap di rumahnya yang ada di Jalan Muh Yamin, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulsel, pada Senin (28/10/2024) malam.

Dirreskrimum Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku nekat melakukan aksi pembakaran lantaran cemburu.

Ia mengatakan malam itu, Rijal datang ke rumah mertuanya untuk menemui anaknya yang sakit. Namun ia tak berhasil bertemu dengan sang buah hati.

"Berawal dari perselingkuhan istrinya (pelaku) oleh seorang laki-laki lain, dia (pelaku) berusaha datang ke rumah mertuanya dan dia akan menemui anaknya, katanya sedang sakit," ucap Jamaluddin saat diwawancarai awak media, Selasa (29/10/2024) malam.

Rijal yang emosi kemudian pergi ke rumah pria yang ia sebut sebagai selingkuhan istrinya. Lalu ia membakar sampah di luar rumahnya dengan harapan pemilik rumah keluar.

"Setelah itu dia berusaha memancing si laki-laki ini keluar, kemudian membakar sampah di luar, kebetulan itu ada sampah di dekat tangga kayu. Menurut dia, (selingkuhan istrinya) ada di dalam rumah," ungkap Jamaluddin.

Rijal baru sadar, sampah yang dibakar memicu kebakaran hebat, kata Jamal, keesokan harinya.

"Ketika dia bakar kemudian berasap dia tinggal pergi di sekitar lokasi yang ada puluhan rumah warga itu," terang Jamal.

"Kemudian dia tidak tau lagi setelah dia pulang. Keesokan harinya, siang, dia dapat kabar kebakaran rumah warga," sambungnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Rijal kini diserahkan ke Polsek Bontoala untuk proses hukum lebih lanjut.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis; Reza Rifaldi | Editor: Gloria Setyvani Putri, Krisiandi), Tribun Timur

https://makassar.kompas.com/read/2024/10/30/071700078/cerita-di-balik-kebakaran-yang-hanguskan-33-rumah-di-makassar-ada-suami

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com