Salin Artikel

Tiga Pelajar Tenggelam Usai Ikuti Kegiatan Pramuka di Polewali Mandar, Berikut Kronologinya

Dari ketiga pelajar tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dunia, sementara dua rekannya berhasil selamat dan kini menjalani perawatan intensif di Puskesmas Anreapi.

Orang tua korban, Noval, langsung pingsan saat mendapati anaknya terbujur kaku.

Mereka segera meninggalkan kota Pare-Pare menuju Polewali Mandar setelah mendengar kabar duka tersebut.

Setibanya di Rumah Sakit Andi Depu Polewali, orang tua Noval terlihat histeris dan sempat pingsan saat melihat anak bungsunya tak berdaya di ruang jenazah RSUD Andi Depu Polewali Mandar, Jumat sore.

Kronologis kejadian bermula ketika sejumlah pelajar dari SMP Islam Terpadu asal Pare-Pare mandi di Sungai Kunyi, Desa Kunyi, setelah mengikuti kegiatan pramuka di lokasi wisata alam Alla-alla.

Saat asyik bermain di pinggir sungai, Nisma, salah satu pelajar, terseret arus dan tenggelam.

Nisma sempat meminta tolong, membuat dua rekannya, Irlan dan Noval panik.

Noval, yang tidak mahir berenang, terjun ke sungai untuk menolong Nisma.

Sayangnya, meskipun Nisma berhasil diselamatkan bersama Irlan, Noval justru tenggelam.

Warga yang mengetahui kejadian tersebut segera turun ke lokasi untuk memberikan pertolongan.

Namun, Noval tidak dapat diselamatkan.

Korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Andi Depu Polewali Mandar, tetapi sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Diduga kurangnya pengawasan dari guru pembimbing saat para pelajar berada di lokasi pramuka dan muara Sungai Kunyi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan ini.

Diketahui, sebanyak 114 pelajar SMP Islam Terpadu dari Pare-Pare mengikuti kegiatan pelatihan pramuka di Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Polewali Mandar.

Polisi kini sedang melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Noval dan meminta keterangan dari guru pembimbing yang diduga lalai dan menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Kapolsek Polewali, AKP Frans Geradus mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi termasuk guru pembimbing yang mendampingi korban mengikuti kegaiatan pramuka di lokasi.

“Benar ada tiga siswa dilaporkan tenggelam saat mengikuti kegiatan pramuka di lokasi wisata. Dua siswa berhasil selamat, sementara korban Noval ditemukan meninggal dunia di dasar sungai,” ujarnya, Jumat.

Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab dan tanggung jawab atas kejadian tragis ini.

https://makassar.kompas.com/read/2024/10/18/234818378/tiga-pelajar-tenggelam-usai-ikuti-kegiatan-pramuka-di-polewali-mandar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com