Salin Artikel

"Bully" Siswa SMP di Gowa, Korban Dipukuli dan Dibanting, Kasus Diselesaikan secara Kekeluargaan

Terekam bahwa korban dipukuli dan diinjak-injak oleh siswa berseragam putih biru mengenakan topi. Selain itu, korban dibanting hingga terkapar di lantai.

Aksi tersebut dilakukan di depan teman-temannya, tanpa ada yang melerai.

Namun, saat korban tak sadarkan diri, beberapa siswa terlihat panik dan mencoba membangunkan korban.

Saat dikonfirmasi, Plt Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, membenarkan video perundungan viral tersebut.

Ia mengatakan, perundungan itu terjadi dua minggu lalu dan telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah.

"Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah," ujarnya.

Menurutnya, tak ada laporan resmi yang masuk ke Polres Gowa terkait kasus perundungan tersebut karena semuanya telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah, termasuk oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK).

"Jadi terkait hal begini, guru memberikan bimbingan kepada para siswa di sekolahnya, kemudian juga dengan bantuan aparat kepolisian. Sekolah memberikan pendidikan penyuluhan untuk menghindari kegiatan merugikan siswa itu sendiri," jelasnya.

Ia menyebut kasus tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman.

"Itu untuk sementara pihak sekolah yang menyelesaikan, biasa yang begitu kalau anak-anak masalah kesalahpahaman," ungkapnya.

Kepala sekolah dan orangtua korban bertemu

Belakangan terungkap, video tersebut direkam di salah satu SMP negeri di Gowa. Setelah video tersebut viral, Kepala Sekolah, Ma'ruf bertemu dengan pihak kepolisian dna juga orangtua korban.

Dalam keterangan video klasifikasinya diterima TribunGowa.com, Rabu (28/8/2024), Ma'ruf mengatakan bahwa kabar yang mengatakan korban meninggal itu tidak benar.

"Rekan-rekan dan orangtua siswa yang jadi korban dan beredar luas di media sosial tentang perkelahian siswa SMPN 3 Gowa dan korban dinyatakan meninggal, padahal anak ini tidak seperti itu dan sudah ditangani pihak sekolah," katanya.

Ia mengatakan kedua siswa yang ada di video itu masih aktif masuk sekolah.

"Hari ini kami juga dimediasi oleh pihak Polres Gowa dengan orangtua korban dalam rangka upaya mediasi dan melihat kedua belah pihak dalam insiden perkelahian ini," katanya

Dia berhadap dengan kejadian ini bisa menjadi pelajaran dan tidak terulang.

"Kami berharap pemberitaan itu menjadi suatu hal yang tidak sepatutnya menjadi edukasi dan terkhusus di dunia pendidikan. Dan ini bisa jadi pengalaman, semoga pendidikan di Gowa berkualitas bisa terwujud," jelasnya

Sementara itu, orangtua korban dalam video klarifikasi tersebut menyatakan bahwa anaknya tidak meninggal dunia.

6 saksi diperiksa

Polisi saat ini telah memeriksa saksi-saksi.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, laporan dari pihak korban yang masuk ke Polres akan terus dilanjutkan sesuai hukum yang berlaku.

"Jadi laporan korban akan kita tindak lanjuti, tapi karena ini adalah anak sebagai korban dan anak sebagai pelaku maka tindakan dari kepolisian akan berbeda karena dilakukan pendampingan oleh PPA Polres Gowa dan Dinas PPPA Gowa dan Bapas," katanya

Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan bersama Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan di SMP 3 Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kamis (29/8/2024).

Dia menyebutkan, ada enam yang sudah diperiksa termasuk korban, kepala sekolah, guru BK, dan perekam.

"Kita ambil keterangan untuk mengetahui kronologi sebenarnya. Intinya kami dalami dan tindak lanjuti," urainya.

Sebelumnya, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan meminta pengawasan diperketat di sekolah setelah video perundungan itu viral di media sosial.

"Pengawasan ditingkatkan khususnya di jam istirahat sehingga tidak ada kejadian seperti ini. Kami juga berharap dari keluarga terdekat agar yang bersangkutan dibina di rumah tidak hanya di sekolah sehingga di satu sisi pemerintah meningkatkan pengawasan di sekolah dan di lain sisi pendampingan di rumah oleh keluarga juga ditingkatkan agar bisa mencetak SDM yang baik di masa akan datang," katanya

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 6 Saksi Kasus Perundungan Siswa SMPN 3 Gowa Sulsel Diperiksa Polisi

https://makassar.kompas.com/read/2024/08/30/093000378/bully-siswa-smp-di-gowa-korban-dipukuli-dan-dibanting-kasus-diselesaikan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com