Salin Artikel

Misteri Mayat Perempuan Dalam Koper di Pangkep Sulsel, Ada di Kos, Korban Pedagang Keliling

Koper merah tersebut tersimpan di rumah kosnya yang ada di Pelelangan, Pangkep.

Kasus ini terungkap saat anak korban, Mariyani yang tinggal di Jeneponto datang ke rumah kos ibunya pada Minggu siang sekitar pukul 11.00 Wita.

Namun rumah kos Ramlah dalam kondisi kosong. Lalu Mariyani mendatangi Pasar Pangkajene tempat sang ibu bekerja sebagai pedagang keliling.

Di pasar, keberadaan Ramlah juga tak diketahui. ingga akhirnya Mariyani menanyakan keberadaan ibunya kepada pemilik kos.

Selain itu Mariyani mempertanyakan sebuah koper merah di dalam kamar kos yang mengeluarkan aroma menyengat. Karena takut dan curiga, Mariyani dan pemilik kos kemudian membuat laporan ke polisi.

Petugas pun datang dan membuka koper merah yang ternyata berisi mayat Ramlah dengan kondisi mulai membusuk.

"Korban diduga dibunuh lalu mayatnya di masukkan di dalam koper. Guna mengungkap pelaku pembunuhan ini, polisi menyita barang bukti dan memintai keterangan sejumlah saksi," ujar Kasi Humas Polres Pangkep, AKP Imran, Minggu.

Ada hantaman benda tumpul

Jasad korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan untuk diotopsi.

Dari hasil otopsi, ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korbas yang telah tewas kurang lebih dua hari sebelum ditemukan.

Ahli forensik Biddokkes Subbdi Dokpol Polda Sulawesi Selatan Benny Mathius mengatakan, dari hasil otopsi ditemukan tanda kekerasan.

"Otopsi yang beralangsung selama lebih dari tiga jam, menemukan adanya tanda tindak kekerasan terhadap jenazah korban. Sementara kondisi jenazah, telah memasuki tahap pembusukan lanjutan. Diduga korban telah tewas kurang lebih dari dua hari sebelum ditemukan," kata Benny, Senin (12/8/2024).

Setelah melakukan otopsi selama tiga jam, pihaknya menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

"Kita sudah serahkan jenazah kepihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany mengatakan korban tewas karena ada hantaman benda tumpul di kepala.

"Dari hasil otopsi, korban meninggal dunia karena hantaman benda tumpul yang cukup keras di bagian kepala," ungkap AKP Prawira Wardany, Selasa (13/8/2024).

Selain itu, polisi mengembangkan penyelidikan dari Kabupaten Pangkep ke Kabupaten Maros dan Kota Makassar.

"Untuk orang yang dicurigai ada, tapi polisi masih melakukan pendalaman," kata dia.

Prawira menyebutkan, korban berperilaku tertutup dan tidak bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya.

"Korban diketahui berjualan di gerobak seperti jualan es, gorengan, makanan lainnya," tutur dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor: Gloria Setyvani Putri, Robertus Belarminus, Krisiandi, Reni Susanti)

https://makassar.kompas.com/read/2024/08/13/160600178/misteri-mayat-perempuan-dalam-koper-di-pangkep-sulsel-ada-di-kos-korban

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com