Salin Artikel

Mengenal Air Terjun Jami di Maros, Wisatawan yang Datang Diminta Berhati-hati

KOMPAS.com - Di kawasan Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terdapat sebuah objek wisata alam yaitu Air Terjun Jami.

Masyarakat lokal juga kerap menyebut Air Terjun Jami dengan nama Air Terjun Kantisang karena memang letaknya berada di Dusun Kantisang.

Lokasi Air Terjun Jami berjarak sekitar 49 kilometer dari Kota Maros, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Sesampainya di lokasi, wisatawan bisa memarkir kendaraan dan berjalan selama 30 menit dari rumah penduduk terdekat ke Air Terjun Jami.

Air Terjun Jami yang diapit oleh dua tebing ini diketahui memiliki aliran yang sama dengan Air Terjun Monrolo (Saliu) dan Air Terjun Bontosomba.

Hanya saja, aliran Air Terjun Jami memiliki arus deras karena adanya terjunan-terjunan kecil di atasnya.

Ketinggian Air Terjun Jami adalah sekitar 30 meter, dengan banyak bebatuan yang ada di bawahnya.

Daya Tarik Air Terjun Jami

Bagi wisatawan lokal, Air Terjun Jami dikenal dengan ciri khas yaitu air yang sangat jernih dan segar.

Di bawah Air Terjun Jami juga terdapat kolam alami yang seringkali menarik minat wisatawan untuk berenang.

Kolam yang ada di air terjun ini juga cukup luas, sehingga wisatawan dapat puas berenang, walau harus tetap berhati-hati.

Bagi yang tidak bisa berenang, wisatawan juga tetap bisa bermain air di tepian atau di antara batu besar yang airnya tidak terlalu dalam.

Saking jernihnya air di tempat ini, wisatawan bahkan dapat melihat hingga ke bagian dasar dari kolam.

Dikelilingi tebing berbatu membuat tempat ini selalu terasa teduh, sehingga wisatawan dibuat betah berlama-lama karena airnya yang dingin meski cuaca panas terik.

Selain itu, lokasi Air Terjun Jami juga masih sangat sangat asri karena tersembunyi di dalam hutan.

Wisatawan yang Datang Diimbau Berhati-hati

Sebelumnya diberitakan Kompas.com pada Sabtu (13/7/2024), bahwa ada dua remaja yang tenggelam di Air Terjun Jami.

Saat kejadian, korban kedua korban yang bernama Tazqiyah Wulandari (17) dan Salsabila Azzahra Alisa Anggreani (17) tengah berwisata dengan teman-temannya pada Jumat (12/7/2024) siang.

Namun keduanya tenggelam dan baru bisa dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan sehari kemudian atau pada Sabtu (13/7/2024) pagi dalam kondisi meninggal dunia.

Andi Sultan, selaku Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Makassar. menjelaskan bahwa kedua korban ditemukan di kedalaman 5 meter setelah tim penyelam diterjunkan.

Sultan menghimbau kepada masyarakat di wilayah Maros untuk berhati-hati saat melakukan wisata di permandian atau air terjun.

"Jika memang ingin berwisata di kawasan air terjun ataupun permandian, usahakan untuk membawa pelampung karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi air bah secara tiba-tiba, karena ini adalah alam bebas," tutup Sultan.

Dilansir dari laman humas.polri.go.id, Kapolres Maros, AKBP Awaludin Amin, S.I.K juga memberikan imbauan serius kepada wisatawan yang hendak berkunjung ke lokasi air terjun.

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kami mengimbau kepada semua pengunjung untuk selalu memperhatikan keselamatan pribadi dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan,” ujarnya, pada Sabtu (13/7/2024).

Selain itu, Kapolres Maros juga menekankan pentingnya wisatawan untuk mematuhi rambu-rambu keselamatan yang ada di sekitar lokasi air terjun.

“Kami akan meningkatkan patroli dan pengawasan di sekitar area air terjun untuk memastikan keamanan pengunjung,” tambahnya.

Lebih lanjut, kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih memperketat pengawasan dan kesadaran akan keselamatan saat menikmati keindahan alam yang ditawarkan di sekitar Maros.

“Diharapkan, dengan langkah-langkah preventif yang lebih baik, kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang,” tutup AKBP Awaludin Amin.

Demi keamanan bersama, wisatawan dan masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan pribadi saat menjelajahi destinasi alam di Maros

Sumber:
Munawar, Adib. 2018. Potensi Wisata Alam dalam Kawasan Hutan, Pemanfaatan dan Pengembangan (Studi Kasus di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan). Makassar, Inti Mediatama.
desabontomanurung.com 
jadesta.kemenparekraf.go.id 
makassar.kompas.com  
humas.polri.go.id 

https://makassar.kompas.com/read/2024/07/14/233658278/mengenal-air-terjun-jami-di-maros-wisatawan-yang-datang-diminta-berhati

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com