Update Korban Longsor Tambang Emas Tradisional Gorontalo, 10 Orang Tewas dan 22 Dievakuasi
GORONTALO, KOMPAS.com - Korban meninggal dalam bencana longsor di kawasan pertambangan emas tradisional hingga Senin (8/7/2024) sore ini sudah mencapai 10 orang.
Nama korban longsor ini dituliskan di Posko SAR yang berada di Desa Poduwoma Kecamatan Suwawa Timur.
Korban meninggal ini adalah:
- Fatma Apita (40) asal Tulabolo,
- Dewa Saputra Kunye (4) asal Tulabolo,
- Samsiar Buhungo (48) asal Monano,
- Alfin Manenge (17) asal Bolaang Mongondow Selatan Sulawesi Utara,
- Lukman Bakan,
- Alfian Mamonto (28) asal Kotamobagu,
- Rahmat Nurhakidi (21) asal Doloduo Barat Sulawesi Utara,
- Rina Mohamad (50) asal Tuloa,
- Ramlah Kumuria (40) asal Suwawa Selatan,
- Rudi Kunye (56) asal Tilabolo.
"Saat ini ada permintaan pesawat Helikopter ke Mabes Polri untuk memudahkan evakuasi dari lokasi ke bawah," kata Heriyanto Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Gorontalo, Senin (8/7/2024).
Sedangkan korban yang sudah dievakusi sebanyak 22 orang yaitu:
- Yamin Juna (29) asal Otopade,
- Alfian Maulana (25) asal Dumoga,
- Faren Aditya Sampul (28) asal Ponompian,
- Irman Monu (42) asal Bongoime,
- Satria Tahim (50) asal Bulota,
- Riman Hamzah (29) asal Tanongo,
- Rizal Aditya Saboro (19) asal Libuo,
- Ibrahim Suleman (23) Tabongo,
- Hamin Hamzah (23) asal Sabua,
- Irfan Hamzah (25) asal Tabongo,
- Aldi Hamzah (22) asal Tabongo,
- Yolan Helu (31) asal Tabongo,
- Aziz Bura (30) asal Ipilo,
- Tri Susaldi Auna (19) asal Tabongo,
- Azis Hamzah (32) asal Tabongo,
- Ilyas (39) asal Tabongo,
- Yosef Abdullah (44) asal Pentadio Timur,
- Ismail Hulopi (17) asal Marisa,
- Mewin Taharigi (43) asal Duano,
- Farid najamuddin (49) asla Duano.
- Rikson Buhungo (39) asal Monano
- Adam Ismail asal (56) asal Bitung Sulawesi Utara
"Hingga saat ini tim pencarian dan pertolongan gabungan sedang berusaha mencari 33 orang yang belum ditemukan," kata Heriyanto.
Salah seorang warga Suwawa Timur yang tidak mau disebut namanya mengatakan, jumlah korban diperkirakan lebih dari yang sudah dilaporkan.
Ini karena banyak penambang yang berangkat secara pribadi, tidak dalam koordinasi seorang juragan tambang.