Salin Artikel

Banjir Terjang Bone Bolango, Ratusan Warga Mengungsi dan Jaringan Listrik Putus

GORONTALO, KOMPAS.com – Ratusan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman dan banyak rumah terendam akibat banjir bandang di sejumlah desa di Kabupaten Bone Bolango.

Ketinggian banjir bervariasi, air menggenangi permukiman setinggi mata kaki hingga ketinggian 50 cm pada daerah yang lebih rendah.

Genangan air ini mengganggu aktivitas warga, bahkan sejumlah fasilitas publik seperti sekolah juga tak luput dari rendaman banjir. Selain itu, jaringan listrik juga terputus.

Di Desa Muara Bone Kecamatan Bone banjir mengakibatkan 32 kepala keluarga atau 123 orang terdampak, mereka berasal dari Dusun 1 sebanyak 7 kepala keluarga atau 24 jiwa, Dusun 2 sebanyak 9 kepala keluarga atau 32 jiwa, Dusun 3 sebanyak 9 kepala keluarga atau 39 jiwa dan di Dusun 4 sebanyak 7 kepala keluarga atau 28 jiwa.

Di Desa Masiaga kecamatan Bone bencana banjir mengakibatkan kesengsaraan 174 kepala keluarga atau 205 jiwa. Semuanya mengungsi ke dataran yang lebih tinggi untuk mencari keselamatan jiwa dan harta benda. Air memasuki rumah hingga ketinggian 50 cm.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi pada hari Rabu sejak pukul 10.00 sampai pukul 19.00 Wita malam di Desa Muara Bone Kecamatan Bone yang menyebabkan banjir dan air menggenangi rumah-rumah warga,” kata Achril Yoan Babyonggo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango, Kamis (20/6/2024).

Achril memastikan hingga saat ini bencana banjir tidak menelan korban jiwa atau luka. Namun korban yang mengungsi membutuhkan makanan siap saji.

“Kami di BPBD dan TNI/Polri bersama Tagana masih melaksanakan pendataan bersama aparat desa di lapangan,” ujar Achril.

Banjir juga menggenangi Desa Panggulo di Suwaw Timur, bahkan desa ini terancam terisolir akibat jembatan gantung yang melintasi Sungai Bone rusak tidak dapat dilalui akibat terendam banjir.

Di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa 25 buah rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Bone hingga ketinggian sebetis orang dewasa, 28 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan 8 hektar kebun milik warga terendam air luapan sungai.

“Di Boludawa terdapat 133 jiwa terdampak banjir, diantaranya 14 bayi dan balita. Banjir juga menggenangi 3 sekolah dasar (SD), 3 sekolah menengah pertama (SMP) dan 6 sekolah menengan atas (SMA),” ujar Achril.

Banjir juga membuat infrastruktur mengalami kerusakan. Tiang listrik di Desa Sukma Kecamatan Botupingge juga terancam rubuh, kabel di tiang sudah putus. Kabel ini yang menghubungkan ke Desa Tumbihe juga sudah terendam air sungai.

https://makassar.kompas.com/read/2024/06/20/094900578/banjir-terjang-bone-bolango-ratusan-warga-mengungsi-dan-jaringan-listrik

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com