Salin Artikel

Tradisi dan Keyakinan Pengantar Jemaah Haji Asal Jeneponto Sulsel

MAKASSAR,KOMPAS.com - Pengantar rombongan calon jemaah haji (CJH) kelompok terbang (kloter) 36 embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) memadati Asrama Haji Sudiang Makassar, Kamis (6/6/2024) malam.

Pantauan di lokasi, kemacetan sudah terjadi hingga 2 kilometer, mulai dari gerbang masuk ke Asrama Haji di Jalan Goa Ria hingga pintu masuk Asrama Haji Sudiang Makassar.

Bahkan sebelum rombongan jemaah haji tiba di Asrama Haji Sudiang, pihak keluarga lebih dulu menunggu di sekitaran asrama termasuk depan pintu gerbang. Akibatnya kemacetan tak terhindarkan.

Setelah beberapa jam kemudian, sebahagian para pengantar masuk dan rela ikut bermalam demi menunggu keberangkatan para jemaah.

Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Jeneponto Baharuddin Awin mengatakan, banyaknya pengantar jemaah haji asal Jeneponto, Sulsel karena masyarakat setempat mempunyai keyakinan jika mengantar keberangkatan jemaah haji sebanyak lima kali, maka mereka juga bisa berangkat haji beberapa tahun ke depan.

"Mereka punya keyakinan kalau sudah mengantar sampai lima kali, insya allah akan diantar juga, itu filofosinya," kata Baharuddin Awin kepada Kompas.com di Asrama Haji Sudiang Makasaar. Kamis.

Selain itu Baharuddin mengatakan, banyaknya pengantar jemaah haji asal Bumi Turatea karena ingin balas budi setelah sebelumnya sempat diantar berangkat haji.

"Kedua, ada orang yang sudah diantar dia merasa malu kalau tidak ikut mengantar (ke Asrama Haji), sistem balas budi," kata dia.

Suti (45), salah satu pengantar jemaah haji asal Jeneponto mengaku datang bersama beberapa keluarganya mengatar ke Asrama Haji menggunakan 20 mobil.

Ia akan menginap di sekitar Asrama Haji, sampai keluarganya berangkat ke Tanah Suci. Setelah itu mereka kembali ke Jeneponto.

"Keluarga berangkat tiga orang rencana mau menginap, sudah sewa rumah, besok ke sini lagi," ucapnya.

Sementara itu, Samsinar asal Desa Rumbia, Jeneponto mengatakan, juga datang mengantar ke Asrama Haji lebih dari 20 mobil dan dia juga akan menginap.

"Saya mengantar om dan sepupu, tapi kalau mereka sekeluarga 9 orang berangkat (ke Tanah Suci)," tuturnya.

Samsinar tampak menangis setelah salah satu keluarganya yang berangkat haji datang mengampirinya.

"Saya terharu melihat keluarga berangkat, tandasnya.

Setelah mengantar, ia berharap beberapa tahun ke depan juga bisa menunaikan rukun islam kelima tersebut.

"Belum naik haji, tapi semoga juga bisa, aamiin," pungkasnya.

Adapun jumlah dari kloter 36 ini mencapai 450 jemaah, terbagi dari jamaah Kabupaten Jeneponto mencapai 365 orang dan jemaah Kabupaten Gowa sebanyak 78 orang.

https://makassar.kompas.com/read/2024/06/07/072900078/tradisi-dan-keyakinan-pengantar-jemaah-haji-asal-jeneponto-sulsel

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com