Salin Artikel

Peringati "May Day", Buruh dan Mahasiswa Padati Jalanan Makassar

Dari pantauan Kompas.com, sekitar pukul 13:08 Wita, puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) mulai berdemonstrasi di depan kampus mereka.

Mereka memblokade satu ruas jalan antar provinsi itu menggunakan batang bambu. Kendaraan pun terpaksa dialihkan menjadi satu jalur. Akibatnya, arus lalu lintas pun menjadi lumpuh.

Kendaraan roda empat maupun roda dua terpaksa mengambil jalur alternatif guna menghindari kemacetan. Dari informasi massa di lokasi juga akan terus bertambah hingga sore nanti.

Massa mahasiswa juga terlihat membawa baliho yang bertuliskan berbagai kecaman terhadap pemerintah terkait kebijakan dalam program pendidikan maupun pekerja.

Sementara itu, ratusan buruh juga telah memadati kawasan Fly Over Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar sejak pagi tadi.

Di sana para pengunjuk rasa yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Nusantara (KSN) menutup total ruas jalan.

Mereka berdemonstrasi dengan membawa mobil tronton yang dijadikan sebagai panggung orasi.

Selain itu, ratusan personel kepolisian juga turut mengawal jalannya aksi, memastikan situasi tetap terkendali dan aman.

Dalam aksi ini, para buruh yang menggunakan kostum berwarna merah menyoroti rezim ekonomi dalam pemerintahan presiden Joko Widodo.

"Pemerintahan hari ini telah melakukan sebuah kebijakan yang mengebiri apa yang menjadi hasil reformasi 1998 kita bisa buktikan beberapa bulan yang lalu hampir semua produk yang lahir karena reformasi itu kemudian di kebiri," ungkap Presiden KSN Mukhtar Guntur Kilat. 

"Misalnya KPK dilahirkan oleh reformasi kemudian dibuatkan Undang-Undang dan direvisi undang-undangnya tidak bisa lagi seperti KPK yang dulu," sambungnya.


Dalam aksi ini KSN menuntut 15 poin untuk pemerintah.

Berikut tuntutannya :

1. Buat undang-undang pokok ketenagakerjaan yang baru dan lahir dalam proses yang demokratis dan berkeadilan.

2. Hentikan politik upah murah UMP/UMK; wujudkan Upah Nasional yang manusiawi.

3. Hentikan sistem kerja kontrak/outsourcing: wujudkan kepastian kerja.

4. Bubarkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan; wujudkan perlindungan sosial untuk rakyat tanpa syarat.

5. Hentikan union busting/pemberangusan serikat; wujudkan kebebasan berserikat.

6. Hapuskan digitalisasi otonomi ekonomi; Ketenagakerjaan; wujudkan wujudkan rasa aman untuk sentralisasi ketenagakerjaan

7. Proteksi digitalisasi ekonomi wujudkan rasa aman untuk menjaga harkat dan martabat sebagai bangsa yang berdaulat dan berbudaya.

8. Hentikan yang merugikan pendidikan; wujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis bagi seluruh rakyat

9. Hentikan penggusuran dan perampasan hak petani; wujudkan reforma agraria yang sejati.

10. Cabut segala peraturan yang merugikan nelayan; wujudkan perlindungan nelayan untuk menjamin keberlangsungan hidup para nelayan Indonesia.

11. Hentikan kerusakan lingkungan; jaga kelestarian alam dari eksploitasi sumber daya alam yang hanya menguntungkan segelintir orang (kelas pemilik modal).

12. Hentikan proyek apapun yang merusak tatanan masyarakat adat; wujudkan perlindungan masyarakat adat dari kekejaman modal yang fasilitasi pemerintah.

13. Hentikan kekerasan terhadap perempuan Indonesia; wujudkan perlindungan dan jaminan berekspresi perempuan Indonesia dari segala bentuk diskriminasi.

14. Tolak kriminalisasi buruh, tani, nelayan, miskin kota, masyarakat adat, perempuan, pemuda, mahasiswa yang berjuang untuk kemanusiaan; wujudkan keadilan hukum tanpa diskriminasi.

15. Menyerukan kepada seluruh kaum buruh dan rakyat pekerja se-nusantara melakukan konsolidasi gerakan untuk pembangunan kekuatan seluas mungkin dengan berbagai gerakan pemuda, mahasiswa, perempuan dan gerakan rakyatnlainnya untuk tidak lelah memperjuangan masa depan yakni kesejahteraan sejati untuk semua.

Polda Sulsel amankan demo May Day tanpa senjata api

Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan segala upaya dalam proses pengamanan unjuk rasa memperingati hari buruh atau May Day.

Salah satunya menyiagakan personel gabungan dengan prosedur tanpa senjata api.

"Kita tetap pengamanan, kemudian kita monitor di titik mana saja yang akan digelar aksi, kemudian tentu kita berharap dan mengimbau kepada seluruh elemen yang akan unjuk rasa, silakan karena dilindungi konstitusi dan UU. Terpenting saya mengajak semuanya agar berdemokrasi yang beradab," bebernya.

Andi Rian juga mengimbau agar para pengunjuk rasa dapat menyampaikan aspirasinya tanpa merugikan hak masyarakat lainnya khususnya pengguna jalan.

"Artinya kalau Anda berteriak demokrasi maka Anda tidak boleh menabrak (membuat rugi) hak orang lain. Silakan menyampaikan pendapat di muka umum karena dilindungi UU," tandasnya. 

https://makassar.kompas.com/read/2024/05/01/145215478/peringati-may-day-buruh-dan-mahasiswa-padati-jalanan-makassar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com