Salin Artikel

Cerita Keluarga Wanita yang Dibunuh Suami di Makassar, Pelaku Sering Menghindar Saat Bertemu

Kakak kandung JU, Kasmi menceritakan, selama ini JU dikabarkan menghilang dan pergi bersama pria lain. Pernyataan itu dilontarkan H setiap kali ditanya terkait keberadaan JU.

Mendapatkan kabar JU menghilang, pihak keluarga juga mencoba mencari dengan menyebarkan foto-foto JU di media sosial.

"Saya terakhir komunikasi dengan (JU) pada tahun 2017. Kita mencari, kita sebarkan fotonya di mana-mana, baik keluarga yang jauh," jelas Kasmi saat ditemui awak media di kediamannya Jalan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (16/4/2024).

Kasmi menjelaskan, selama JU dan H menikah, kabar penganiayaan kerap didapat pihak keluarga. Namun, ketika ditanya, JU tidak pernah mengaku.

"Tidak pernah curhat. Dia (JU) sabar, tidak mungkin juga punya hubungan dengan orang lain, dia sayang sekali anaknya," ungkap Kasmi.

"Dia (JU) kalau sudah dipukul langsung datang ke rumahku, tapi tidak pernah cerita, datang saja bermalam. Tidak pernah juga kasi lihat luka-lukanya," sambungnya.

Seiring berjalannya waktu, pihak keluarga JU bahkan sempat curiga dan mempertanyakan kepada H keberadaan JU. Keluarga merasa curiga lantaran kelakuan H yang kasar terhadap istri dan anaknya.

"Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemu juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita. Pernah kita tanyakan tapi dia langsung bilang, 'tegaku itu' (tak mungkin melakukan itu), dengan ekspresi ketawa," bebernya.

Kelakuan bejat H pun terungkap ketika sang putri berinisial VI (17) menceritakan semua peristiwa yang dilihatnya selama tinggal bersama sang ayah. 

"Anaknya mengaku setelah dipukul sama bapaknya. Dia datang ke rumah, saya tanya kenapa nak, dia bilang dipukul sama bapaknya, mukanya biru (lebam bekas pukulan). Saya bawa melapor ke Polrestabes langsung ditangkap mi pelaku," ucapnya.

Menurut Kasmi, dua putri H enggan bercerita peristiwa kelam yang dialaminya lantaran takut sering diancam akan dianiaya. Kedua putrinya juga disebut sangat menyayangi H.

Meski begitu, pihak keluarga JU berharap agar H dapat mendapatkan hukuman berat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kalau kita sekeluarga hukuman mati saja, karena kasihan juga anaknya. Kita takut nanti dia (pelaku) dendam sama anaknya. Itu pertimbangan untuk anak, untuk kita juga keluarga," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, masyarakat Kota Daeng digemparkan dengan penemuan kerangka manusia yang ditimbun dalam sebuah rumah di Jalan Kandea II, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Minggu (14/4/2024) pagi.

Kerangka manusia yang berdasarkan informasi merupakan wanita berinisial JU (35) itu dikubur di halaman belakang sebuah rumah di kawasan padat penduduk selama 6 tahun.

Hasil penyelidikan, JU dibunuh suaminya yang berinisial H (43) yang kini sudah diamankan oleh pihak Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar.

Dihadapan polisi, pria bejat ini mengaku nekat menghabisi nyawa sang istri sendiri lantaran terbakar api cemburu. Pelaku marah mengetahui sang istri pernah bertemu dengan mantan kekasihnya.

"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1, saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," ungkap H.

https://makassar.kompas.com/read/2024/04/16/212721378/cerita-keluarga-wanita-yang-dibunuh-suami-di-makassar-pelaku-sering

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke