Salin Artikel

Pemerintah Berencana Relokasi Korban Longsor di Tana Toraja

TANA TORAJA, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan berencana merelokasi warga terdampak longsor yang berada di kecamatan Makale dan Makale Selatan.

Tragedi bencana longsor ini tepatnya terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale dan Dusun Pangra’ta’, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja pada Sabtu (13/4/2024).

20 orang meninggal, puluhan orang luka-luka, dan sejumlah rumah warga rusak parah tertimpa longsor.

Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi untuk membahas rencana relokasi korban longsor ini.

Nantinya akan segera dilakukan pendekatan terhadap masyarakat terdampak longsor untuk mau direlokasi.

Rencananya, lokasi relokasi tidak jauh dari lokasi longsor.

"Semuanya ada sekitar 20 unit rumah yang akan direlokasi akibat tanah longsor di Tana Toraja selama Januari hingga saat ini, kita berharap BNPB bisa membantu,” sambungnya.

Dia menambahkan, Pemda Tana Toraja dan beberapa lembaga sudah menyatakan kesiapan untuk membantu relokasi warga.

“Kemensos membantu, warga dan lembaga-lembaga juga ikut membantu. Pemkab Tana Toraja akan menyiapkan lahan bagi warga tersebut. Kami berharap, warga yang terdampak dapat berpindah untuk direlokasi, mengenai logistik sudah siap. Yang inti adalah bagaimana mereka bersedia untuk direlokasi,” ucap Theofilus.

Mitigasi bencana

Theofilus berkata, pihaknya sering menginformasikan mitigasi bencana di Tana Toraja.

Salah satunya imbauan agar warga tidak memanfaatkan lahan di lereng dengan tingkat kemiringan yang tinggi.

“Kami juga melarang petani menggunakan herbisida dan pestisida dalam membasmi rumput di daerah kemiringan tinggi karena akan mematikan tanaman di situ. Kami juga mengupayakan membuat terasering di kebun-kebun di lereng gunung. Nah ini memang perilaku petani kita yang lebih instan dalam bertani,” ujar Theofilus.

Kondisi lokasi longsor

Theofilus mengatakan, lokasi longsor di dua kecamatan, yakni Lembang Randang Batu di Kecamatan Makale Selatan dan Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale memiliki medan yang sama.

Di Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan memang sering terjadi longsor.

"Sementara di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale baru kali ini terjadi longsor, selama ini belum pernah ada longsor disana,” tutur Theofilus.

Di atas area puncak Palangka, Kelurahan Manggau terdapat hutan yaitu hutan produksi.

“Nah ini memang di beberapa tempat di Tana Toraja, kadang-kadang ada pemukiman tua sudah masuk dalam kawasan hutan, sehingga ini yang harus dilakukan upaya seperti kalau memang pemukimannya sudah lama disitu yah mohon Kehutanan membebaskan warga yang ada di situ, yang kedua agar tidak ada perambahan disitu ijinkan masyarakat untuk melakukan Perhutanan sosial untuk dapat mengolah dan melakukan perkebunan di hutan yang ada,” jelas Theofilus Allorerung.

Kapolres Tana Toraja AKBP Malpa Malacoppo mengatakan, selama 2 hari di lokasi longsor melakukan pencarian dan evakuasi korban, lokasi longsor memiliki cakupan yang luas.

“Lokasi longsor di Palangka cukup luas dan terjal sehingga sempat menyulitkan tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian, beruntung tim SAR gabungan berhasil mendapatkan para korban dalam kondisi meninggal dunia,” terang Malpa Malacoppo.

Lanjut Malpa Malacoppo, cakupan luas area longsor mencapai ribuan meter begitupun dengan panjang atau tinggi.

“Yang menjadi kendala kemarin adalah kondisi geografisnya, sementara luasan atau lebar area longsoran itu sekitar 1 kilometer dan panjangnya itu sekitar 3 kilometer ke bawah,” imbuh Malpa Malacoppo.

https://makassar.kompas.com/read/2024/04/16/193743778/pemerintah-berencana-relokasi-korban-longsor-di-tana-toraja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke