Salin Artikel

Kala Risma Menolong Anak-anak Yatim di Sinjai, sampai Tak Bisa Tidur karena Kepikiran

Lokasinya sekitar 200 kilometer dari Kota Makassar. Di dalam rumah berdinding kayu dan beratap seng yang mereka huni, Risma berdialog dengan lima bersaudara tersebut dan mengajak mereka ke Makassar, agar bisa hidup dengan lebih baik.

"Kamu mau ikut saya ke Makassar ya? Kakak (Nadia) kerja di tempat saya. Nanti adik-adik pindah sekolah ya? Di sana banyak teman, bisa belajar apa saja," ajak Risma, trenyuh melihat kondisi mereka, dalam rilis yang diterima redaksi Kompas.com. 

Lima bersaudara yatim tersebut tinggal bersama nenek mereka yang sudah sakit-sakitan.

Kakak pertama mereka, Nadia (20), merantau di Makassar sebagai penjaga toko sedangkan ibu mereka saat ini bekerja di Kalimantan dan telah memiliki keluarga baru.

Nadia dan ibu mereka kerap mengirimkan hasil kerjanya. Akan tetapi, kadang uang kiriman tersebut tidak mencukupi karena pekerjaan Nadia pun tidak menentu.

Awalnya, Nadia dan adik-adiknya sempat ragu mendengar tawaran Mensos Risma.

Tapi, Risma tetap menyemangati anak-anak tersebut supaya mereka bisa sukses nantinya.

"Saat ibu seusia kamu, ibu tinggal dengan banyak anak yatim. Kini, mereka ada yang jadi dokter, jadi kepala dinas PU, kepala kantor agama. Jadi, bisa. Tidak ada yang enggak bisa. Sudah, ayo bisa ya, harus semangat," ujar Risma, membujuk saudara-saudara Nadia, agar bersedia bersekolah di Makassar.

Rika, anak kedua sempat menitikkan air mata haru saat Risma menyemangatinya dan meyakinkannya bahwa dia pun bisa sukses.

Tak hanya Nadia dan keempat saudaranya, Risma juga menemui Ardi (23) dan Rezky (13).

Kakak-beradik ini hidup sebatang kara di Desa Saotengah, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, setelah ibu mereka meninggal 6 tahun lalu dan ayah mereka meninggal 4 bulan lalu.


Agar bisa menemui mereka, Risma menempuh jalanan curam berbatu kerikil sejauh 2 kilometer.

Menemui kakak-beradik yatim piatu itu di rumah mereka yang hanya beralaskan tanah, berdinding dan beratap seng, Risma juga membujuk Ardi agar mau bekerja di balai Kemensos yang ada di Makassar dan akan menanggung biaya hidupnya.

Ia berharap, Ardi bersedia bekerja di sana agar nantinya gaji yang diterimanya akan bisa dipergunakan untuk merenovasi rumah mereka.

Akan tetapi, bujukan Risma tidak langsung diterima oleh Ardi. Pria yang bekerja sebagai buruh pengangkut gabah itu takut akan tinggal jauh dari adiknya.

Risma pun meyakinkan keduanya akan dibawa ke Makassar, terlebih lagi Rezky yang belum pernah merasakan bangku sekolah formal.

Rezky pun awalnya takut dan ragu untuk menerima tawaran Risma. Dengan bantuan pihak desa, akhirnya Rezky pun setuju untuk turut serta ke Makassar juga.

Mendengar persetujuan Rezky, Risma pun akhirnya tersenyum lega.

"Saya enggak bisa tidur kalau mereka masih tinggal di sini, kepikiran," ungkap Mensos tulus.

https://makassar.kompas.com/read/2024/04/02/220254078/kala-risma-menolong-anak-anak-yatim-di-sinjai-sampai-tak-bisa-tidur-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke