Salin Artikel

Jembatan Penghubung 3 Desa di Kolaka Timur Ambruk Diterjang Banjir, Pikap dan Sopir Ikut Terseret

KENDARI, KOMPAS. com -  Jembatan kayu yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ambruk diterjang banjir saat hujan deras menguyur wilayah itu. 

Di saat bersamaan, sebuah mobil pikap dan sopirnya ikut terseret arus sungai. 

Kapolres Kolaka Timur AKBP Yudi Palmi DJ mengatakan, jembatan kayu yang ambruk diterjang banjir itu terjadi pada Senin (4/3/2024) sekitar pukul 03.00 Wita.

Diketahui, jembatan kayu itu berada di Desa Alaaha, Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolakan Timur, Sultra.

"Ambruk saat terjadinya banjir akibat hujan deras, dan benar pada saat ambruknya jembatan tersebut terdapat mobil pikap Daihatsu Grand Max yang terjatuh pada saat hendak melewati jembatan. Di mana kejadian jatuhnya mobil tersebut diakibatkan supir yang memaksa melewati jembatan yang tengah dalam kondisi rusak," kata Yudi kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2024). 

Ia menjelaskan, sebelumnya jembatan tersebut juga pernah ambruk pada Februari 2022 akibat diterjang banjir.

Pada November 2023 dilakukan perbaikan atau rehab oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Kabupaten Kolaka Timur dengan cara swakelola. 

"Menggunakan anggaran sebesar lebih kurang Rp 200 juta, setelah pekerjaan rehab selesai dan jembatan tersebut digunakan oleh masyarakat, kemudian pada tanggal 4 Maret 2024 sekitar pukul 03.00 Wita jembatan tersebut ambruk lagi," terangnya. 

Terpisah, Kepala BPBD Kolaka Timur, Dewa Made Ratmawan mengatakan, kondisi jembatan ambruk murni akibat banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah Desa Alaha, Kecamatan Ueesi, Kolaka Timur. 

"Debit air yang begitu besar disertai dengan banyaknya kayu yang hanyut bersamaan dengan arus banjir menghantam struktur jembatan, yang memang kondisinya bukan jembatan permanen," ungkap Dewa kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2024). 

Untuk kondisi saat ini lanjutnya, jembatan tersebut sudah bisa digunakan kembali namun hanya dapat dilewati oleh kendaraan roda.

"Dan sementara kendaraan roda empat tidak bisa lagi melintas di jembatan itu," paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah sempat memperbaiki jembatan itu tapi rusak lagi.

Diakuinya, Pemda Kolaka Timur memang alami keterbatasan anggaran, apalagi bentangan jembatan mencapai 40 meter dan jika dibangun secara permanen sudah harus lebih dari sekarang. 

"Ada tiga desa yang menggunakan jembatan itu, jadi untuk ke depannya kita akan anggarkan kembali untuk jembatan permanennya. Ini kemarin kami sempat koordinasi dengan Pak Bupati berharap tahun depan dianggarkan secara permanen," terangnya. 

Diketahui, jembatan di Desa Alaha pertama kali dibangun pada 2020 oleh BPBD Kabupaten Kolaka Timur, sebagai akses penghubung antar desa di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur. 

https://makassar.kompas.com/read/2024/03/06/185000378/jembatan-penghubung-3-desa-di-kolaka-timur-ambruk-diterjang-banjir-pikap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke