Salin Artikel

Harga Beras Premium di Pasar Makassar Tembus Rp 400.000 Per Karung

MAKASSAR, KOMPAS.com - Harga beras premium di Pasar Tradisional Terong di Kota Makasaar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melonjak tinggi menjelang Pemilu 2024 dan bulan Ramadhan.

Pantuan Kompas.com di Pasar Tradisional Terong di Jalan Terong Makassar, harga beras bahkan ada yang mencapai Rp 400.000 untuk beras ukuran 25 kilogram (kg).

Rasnah (32), pedagang beras di Pasar Terong, mengatakan, harga beras naik bertahap sejak bulan Januari hingga bulan Februari.

"Naiknya bertahap sejak bulan Januari hingga saat ini. Paling mahal Rp 400.000 untuk (beras) per 25 kg merek Lahab. Sebelumnya harganya Rp 360.000, naik bertahap sampai Rp 400.000," kata Rasnah kepada Kompas.com saat ditemui di tokonya, Selasa (13/2/2024).

Rasnah mengaku, tak hanya beras merek Lahab, tapi semua merek beras jenis premium mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.

"Semua jenis merek beras premium naik," ujarnya.

Terkait kenaikan harga, Rasna menyatakan, penyebab karena saat ini masih tahap tanam padi sehingga stok beras berkurang di pasaran.

"Penyebabnya karena masih proses tanam padi berarti panen masih jauh sehingga stok beras makin menurun," ungkapnya.

Akibatnya, pelanggan berasnya kini mulai berkurang, bahkan ada juga yang tetap membeli tetapi memilih harga beras yang lebih murah. Biasanya ambil beras sampai 30 karung, tetapi saat ini hanya setengahnya.

Rasnah berharap, harga beras segera normal kembali agar pelanggannya tidak mengeluh soal tingginya harga beras.

"Harapan kami pasti maunya harga turun cuman saat ini kita tunggu panen saja, kita lihat apakah panennya berhasil atau tidak. Kalau berhasil pasti harga turun, tapi kalau gagal pasti harga naik lagi," tuturnya.

Sementara itu, Narko (46), pengusaha katering di Makassar, ikut merasakan dampak kenaikan harga beras. Jika biasanya Narko mengambil beras 20-40 karung, kini sisa 12 karung saja.

"Harga beras naik otomatis usaha berpengaruhlah, berdampak juga," ucapnya

Meski harga beras naik, Narko mengaku tidak mengurangi porsi nasi pada usaha kateringnya.

"Tetap karena kita kita kontrak kerja nanti pelanggan komplain kalau porsinya dikurangi," ucapnya.

Dia hanya berharap harga beras segera turun agar usahanya bisa kembali normal.

"Semoga cepat turun kalau sudah panen, kan dua bulan lagi sudah panen," pungkas dia.

Berikut ini rincian harga beras premium di Pasar Terong Makassar:

  • Beras merek Berlian 25 kg dari harga Rp 360.000 naik jadi Rp 385.000. Ukuran 10 kg sebelumnya Rp 140.000 naik Rp 157.000.
  • Beras merek 3 Mawar 25 kg sebelumnya harga Rp 365.000 naik Rp 390.000. Ukuran 10 kg dari Rp 150.000 naik Rp 160.000, ukuran 5 kg dari Rp 75.000 naik Rp 85.000.
  • Beras merek Mawar Merah 25 kg dari Rp 340.000 naik Rp 355.000.
  • Beras merek AJB 25 kg dari harga Rp 350.000 naik Rp 365.000.
  • Beras merek Mawar Hati 25 kg dari Rp 355.000 jadi Rp 380.000. Ukuran 10 kg dari Rp 145.000 jadi Rp 155.000. Ukuran 5 kg dari Rp 70.000 naik Rp 80.000.
  • Beras merek Lahap 25 kg dari Rp 370.000 jadi Rp 400.000. Ukuran 10 kg dari Rp 160.000 jadi Rp 170.000
  • Beras per liter dari Rp 11.500 sekarang naik Rp 12.500.

https://makassar.kompas.com/read/2024/02/13/143350978/harga-beras-premium-di-pasar-makassar-tembus-rp-400000-per-karung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com