Salin Artikel

Mengunjungi Patane, Makam Keturunan Toraja di Palopo yang Unik dan Mewah

PALOPO, KOMPAS.com - Di Kelurahan To'bulung, Kecamatan Bara, Palopo, Sulawesi Selatan ada kompleks perumahan yang unik. 

Sekilas, kompleks perumahan tersebut tampak seperti pemukiman warga pada umumnya. Rumah-rumah berkeramik berjajar, lengkap dengan pagarnya.

Namun sebenarnya, ini adalah kompleks pemakaman yang khusus untuk warga keturunan Toraja.

Orang menyebutnya patane, makam bagi orang keturunan Toraja yang bentuknya seperti rumah kecil.

Patane yang ada di kelurahan To'bulung Palopo ini memiliki lahan yang luas, layaknya kompleks perumahan warga.

Ada berbagai bentuk rumah di kompleks Patane ini, lengkap dengan teras rumah, pagar, dan tembok berkeramik. 

Selain itu, karena patane adalah tempat menyimpan jenazah, maka disediakan pintu dan kunci gembok agar pada waktu tertentu keluarga almarhum dapat berziarah dan melihat jenazah orang terkasih.

Max Karangan merupakan orang di balik kompleks Patane di Palopo ini.

Dia membangun kompleks ini pada 2001, setelah merasa kondisi lahan pemakaman umum terbatas dan tidak beraturan. 

“Muncul pemikiran saya untuk membangun kavling Patane, yang ukurannya 5 kali 6,5 meter. Saya mulai sejak tahun 2001, tahap pertama kurang lebih 60 kavling dan itu habis dalam waktu 2 hingga 3 tahun, sehingga saya tambah lagi,” kata Max saat dikonfirmasi, Jumat (2/2/2024).

Karena peminat di kompleks Patane banyak dan dibutuhkan orang Toraja, dia pun menambah luas kompleks Patane.

“Permintaan bagus, memang Patane ini sangat dibutuhkan bagi orang Toraja, sudah menjadi keharusan. Saat ini saya siapkan sekitar setengah hektar lagi,” ucap Max.

Max berkata, banyak orang mengaku usahanya ini sangat membantu masyarakat dan program pemerintah.

“Itu juga alasan saya sehingga saya membangun atau membuka kavling Patane atau kuburan Toraja, walaupun beberapa waktu lalu sempat diviralkan bahwa kuburan Toraja yang termewah. Padahal Palopo yang punya, bukan di Toraja. Memang orang Toraja punya tapi bukan di daerah Toraja melainkan Palopo,” ujar Max.

Dalam kompleks ini pengelola menyediakan lahan atau kavling seluas 5 × 6,5 meter dan luas bangunan 4 x 6 meter, saat dibangun pembeli harus memberi ruang atau spasi seluas 40 sentimeter agar bangunan tidak rapat dan memiliki jarak.

“Setiap bangunan ada spasi, jadi saat peminat membeli lahan saya sampaikan te rlebih dahulu, untuk memberi ruang antara atau spasi minimal 40 sentimeter setiap sisi kecuali di depan tidak boleh melewati akses jalan, karena jalan juga sudah kami siapkan selebar 3,5 meter, itu demi keindahan dan penataan, kendaraan juga bisa masuk,” tutur Max.

Model bangunan Patane berbeda beda setiap penggunanya, tergantung dari desain yang diinginkan, sehingga ada yang terlihat mewah.

“Kalau harga kavlingnya saja saat ini Rp 50 juta, kalau awal saya buka mulai dari Rp 5 juta, bahkan Rp 10 juta, karena sekarang ini banyak peminatnya jadi harga naik dan memang harga tanah sekarang ini semakin mahal,” jelas Max.

Untuk saat ini Max masih menyediakan kavling Patane seluas 0,5 Hektare yang diperkirakan sekitar 100 unit Patane.

“Permintaan Patane setiap tahun rata-rata mencapai 6 unit bahkan pernah sampai 10 unit,kami masih menyediakan lahan untuk pemakaman atau Patane yang cukup luas, diperkirakan masih ada lebih 100 unit,” jelasnya lagi.

Patane di Kelurahan To’bulung ini ramai dikunjungi oleh keluarga jenazah, terutama saat Natal dan Tahun Baru untuk melakukan ziarah, baik dari dalam Kota Palopo, Luwu, Tana Toraja, Papua bahkan dari Malaysia.

“Banyak juga dari luar karena perantau-perantau Toraja setiap tahun balik ke kampung untuk merayakan Natal dan Tahun baru, bertemu keluarga dan berziarah ke makam atau Patane sambil membersihkannya,” imbuh Max.

Pemerintah Kelurahan To'bulung, mengapresiasi usaha yang dilakukan Max, pasalnya sangat membantu masyarakat, meski dalam hal pemakaman pihaknya tidak memiliki keterkaitan dengan Patane.

"Kami tidak memiliki kaitan dengan Patane, karena itu merupakan milik pribadi, bukan fasilitas Pemerintah, kami hanya melakukan pengamanan dan pemantauan di Patane To'bulung terutama saat bulan Ramadhan biasanya anak-anak remaja datang di area situ berkumpul,” terang Jumsa, Lurah To’bulung.

https://makassar.kompas.com/read/2024/02/02/091611778/mengunjungi-patane-makam-keturunan-toraja-di-palopo-yang-unik-dan-mewah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke