Salin Artikel

Kronologi Penemuan Jasad Sepasang Kekasih di Makassar, Awalnya Dicari Keluarga karena HP Tak Aktif

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com di lokasi, dua jasad yang ditemukan tersebut masing-masing yakni pria berinisial IAY (26) dan wanita berinisial AK (26).

Dari pantauan, sekitar pukul 00:05 Wita, dini hari. Kedua jasad itu dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Terlihat juga, polisi mengamankan sejumlah barang di kamar indekos yang dicurigai berhubungan dengan kematian kedua korban.

Dari informasi, saat ditemukan posisi kedua jasad itu tergeletak di lantai indekos. Posisi pria tertelungkup di depan pintu kamar. Sedangkan posisi jasad wanita terbaring di pinggiran tembok tertutup selimut berwarna biru.

Salah satu warga Rusdi (37) menjelaskan bahwa awal mula ditemukannya kedua jasad itu. Dia mengatakan awalnya pihak keluarga datang untuk mengecek.

"Tadi ada itu keluarganya datang jam 20:00 Wita, katanya nomornya itu si perempuan (AK) tidak aktif beberapa hari," kata Rusdi, berbincang dengan Kompas.com di lokasi.

Tak lama, pihak keluarga keget mencium aroma kurang sedap dari dalam kamar indekos tersebut. Sehingga meminta bantuan warga.

"Pas dibuka kaca kamar sudah bau sekali, makanya langsung dihubungi polisi," bebernya.

Sementara itu, Kapolsek Tamalate AKP Aris Sumarsono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian kedua korban.

"Kejadiannya kami masih lidik. Terkait dengan laporannya ditemukan sekitar jam 20.30 Wita dan kita langsung melakukan pemeriksaan di lokasi," kata Aris kepada awak media di lokasi, Kamis (16/11/2023) dini hari.

Aris juga menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan pihak keluarga, kedua korban merupakan pasangan kekasih.

Perwira polisi berpangkat tiga balok ini mengungkapkan pihaknya masih belum bisa memastikan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh keduanya. Hal ini karena yang sudah dalam kondisi membengkak.

"Kondisinya berdasarkan keterangan Dokpol, diperkirakan meninggal empat atau lima hari, belum bisa diidentifikasikan (tanda-tanda kekerasan)," tandasnya.

Saat ini, indekos tersebut sudah dipasangi garis polisi agar warga tidak mendekati lokasi. Pihak keluarga pun juga dibawa untuk dimintai keterangan.

Sebelumnya diberitakan, warga di sekitaran Jalan Muh Tahir Lorong 7, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), geger dengan ditemukannya dua jasad dalam kamar indekos, pada Rabu (15/11/2023) malam.

Dari pantauan Kompas.com, sekitar pukul 22:55 Wita, malam, di lokasi nampak puluhan warga telah memadati lokasi penemuan mayat itu.

Personel polisi pun juga sudah berada di lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal di lokasi penemuan jasad pria dan wanita tersebut.

"Ada dua kayaknya didapat, meninggal semua. Tadi ditau (ketahuan) pas warga cium bau. Iya satu kamar," kata salah satu warga Daeng Manye ditemui di lokasi, Rabu malam.

https://makassar.kompas.com/read/2023/11/16/084028778/kronologi-penemuan-jasad-sepasang-kekasih-di-makassar-awalnya-dicari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com