Salin Artikel

Pemadaman Bergilir Sebabkan Korsleting Listrik, Wali Kota Makassar Minta PLN Cek Sistem Kelistrikan

MAKASSAR, KOMPAS.com - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto memenuhi undangan PT PLN Sulselrabar mengecek langsung kondisi sistem kelistrikan di Kota Makassar secara realtime lewat dashboard pada Control Center PLN.

Dalam pertemuannya bersama GM PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin bersama jajaran, Wali Kota Makassar yang akrab disapa Danny Pomanto secara lantang menyampaikan keluhan-keluhan masyarakat soal PLN yang ia terima selama pemadaman bergilir yang berlangsung 3 bulan terakhir.

Penyampaian tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah kota kepada masyarakat yang merugi akibat kondisi pemadaman bergilir dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.

"Kami merasa kasihan banyak yang bicara tentang listrik. Saya banyak ditelepon menangis. Ada pengusaha digital printing, rusak semua alatnya dan dia menangis bagaimana saya mau kasih makan pegawaiku Pak Wali," ujar Danny Pomanto, Senin (13/11/2023).

"Bayangkan! Dia sampaikan ke saya, momen di mana balihonya banyak. Ada juga keluhan dari pengusaha laundry. Ini adalah puncak gunung es keluhan masyarakat," sambungnya.

Danny Pomanto melanjutkan, belum lagi banyaknya insiden kebakaran bahkan sampai menelan tiga korban jiwa yang disinyalir imbas dari pemadaman listrik bergilir. 

"Saya tidak menuduh PLN tapi peristiwa ini akibat langsung maupun tidak itu karena listrik," ujarnya.

Ia menjelaskan kebakaran di Jalan Baji Gau akhir Oktober lalu yang menewaskan dua orang, ibu dan anak. Itu dikarenakan kipas angin yang kabelnya meleleh. 

Begitu juga dengan pemukiman padat penduduk yang menghanguskan 10 rumah di Jalan M Tahir Kecamatan Tamalate yang dipicu akibat lilin saat listrik padam.

Termasuk ada percikan api di trafo depan rumah pribadinya di Jalan Amirullah beberapa waktu lalu, dan terakhir insiden kebakaran di SMP 8 Makassar akibat kipas angin yang korslet.

"Apa yang terjadi? Apakah baru kali ini kipas angin jalan? Tidak! Tapi tegangan yang tidak menentu menyebabkan adanya percikan api," ucapnya.

Karena itu, Danny Pomanto mengimbau PLN turun langsung ke lapangan mengecek kelaikan sistem kelistrikan di rumah-rumah warga bekerja sama dengan pihak asosiasi. Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi kebakaran diakibatkan korsleting listrik.

"Kita periksa, karena itu penting. Di tengah kondisi saat ini, perlu dekat dengan masyarakat menampung semua keluhan yang ada," tuturnya. 

https://makassar.kompas.com/read/2023/11/13/193835078/pemadaman-bergilir-sebabkan-korsleting-listrik-wali-kota-makassar-minta-pln

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com