Salin Artikel

Cerita Wanita di Makassar yang Diperkosa Berulang Kali Oknum Polisi Polda Sulsel

M sendiri hingga kini masih mengalami trauma mendalam akibat peristiwa pilu yang dialaminya. Apalagi, terduga pelaku merupakan orang yang dikenalnya sudah sejak lama.

M menceritakan bahwa, terduga pelaku yakni Bripda FA merupakan mantan kekasihnya saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, seiring berjalannya waktu hubungan keduanya pun kandas.

"Saya kenal sejak 2015 karena teman sekolah waktu SMA dan pernah pacaran tahun 2016 sampai 2019 kemudian sempat balikan 2020 sampai Agustus 2022," jelas M saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/10/2023) malam.

Sejak itu, M pun memilih untuk menjauhi Bripda FA, bahkan semua media sosial dan kontak Bripda FA diblokir oleh RM.

"Karena rasa sakit dan trauma yang dia berikan kepada saya maka semenjak waktu itu saya memilih untuk menjauh dari dia. Saya blokir semua kontak dan sosial medianya," ucapnya.

Meski telah diblokir oleh M, Bripda FA rupanya terus berupaya mencari keberadaan M melalui rekan dan kerabat M.

"November 2022, waktu pindah kos dia hubungi lagi sepupu saya, tanyakan keberadaan saya. Di situ saya berbicara dengan dia. Di situ dia bilang mau ketemu untuk menghapus video aib saya, saya bertanya apa maksudnya? Dia bilang, suruh saya liat secara langsung dan kalau mau hapus katanya saya sendiri yang harus hapus," kata M.

Tak sampai di situ, M rupanya terus mendapatkan teror dari Bripda FA agar mau bertemu guna menghapus video tak senonoh M yang disimpan oleh Bripda FA.

"13 Februari 2023 dia menghubungi lagi teman saya, disitu dia meminta saya lagi untuk berbicara dengan hal yang sama untuk hapus video itu. Tapi saya tidak percaya dengan video itu, makanya dia minta untuk buka blokirnya untuk dia kirimkan video tersebut," jelas M.

"Mulai dari itu, dia minta terus untuk ketemu tujuannya itu untuk minta saya sendiri hapus itu video. Saya tidak mau bertemu dengan dia kalau berdua saja," sambungnya.

Hingga pada Maret 2023, Bripda FA pun mengajak M bertemu di acara temu alumni sekolah mereka. Di sana, RM mengikuti kemauan Bripda FA untuk bertemu lantaran bisa mengambil kesempatan menghapus video itu.

Namun, saat itu M malah dipaksa untuk memuaskan nafsu birahi Bripda FA. Kala itu, Bripda FA masuk secara diam-diam ke kamar indekos M dan langsung memegang tangan M lalu mendorongnya ke tembok hingga M tak berdaya.

M bahkan menyebut, aksi pemerkosaan yang dilakukan Bripda FA itu terjadi hingga 10 kali. Bahkan hingga M diduga hamil lalu diberikan obat untuk aborsi.

"Iya kurang lebih 10 kali, terakhir tanggal 28 Juni, terus dia kasih minum saya obat yang dia sebut pil aborsi. Sempat saya telat datang bulan sekitar satu bulan lebih terus saya sudah jarang bertemu pada bulan Mei bulan Juni terus saya berkeluh kesah sama dia setelah dia kasih saya itu obat, karena saya teratur kalau halangan," ucapnya.

Tak hanya itu, Bripda FA juga sempat melakukan pemerkosaan terhadap M di kediaman salah satu pejabat di lingkup Polda Sulsel. Aksi bejat Bripda FA masih dengan modus yang sama yakni mengajak M bertemu lalu menghapus video tak senonoh M.

"Kalau di rumah Wadir itu tanggal 16-17 Maret, dia juga lakukan begitu, dia bilang mau diberikan kesempatan untuk hapus itu video. Jadi harapan saya setelah saya temani dia di rumah Wadir dia hapus itu video. Itu pun kesepakatannya hanya ditemani acara barbeque saja, tidak ada kesepakatan untuk berhubungan badan tapi ternyata dia tetap memaksa untuk berhubungan," beber M.

Di situ, Bripda FA pun terus melakukan teror agar M tidak buka suara ihwal peristiwa itu. Hingga M mengalami trauma atas kelakuan Bripda FA.

"Bahkan dia kirimkan video aib saya tersebut dengan tujuan agar saya tidak berbicara dengan keluarga saya dan menurut saya itu ancaman, saya tidak tahan dengan rasa trauma yang saya pendam beberapa lama sakit," ungkapnya.

Hingga pada Juli 2023, M memberanikan diri untuk memberitahukan kisah pilunya ke orangtuanya.

"Sampai akhir Juli saya beritahu dia, akan melaporkan ke Polda tapi dia tetap kirim video itu ke saya. Menurut saya itu sebagai ancaman agar saya tidak melapor. Saya tidak tahan dan saya memberitahukan orangtua saya dan akhirnya orangtua saya membawa kasus ini ke jalur hukum melaporkan ke Polda," tandasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/10/17/093618878/cerita-wanita-di-makassar-yang-diperkosa-berulang-kali-oknum-polisi-polda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke