Salin Artikel

Dua Pria Perusak Baliho Politisi di Makassar Ditangkap, Polisi: Alasannya Stres

MAKASSAR, KOMPAS.com - Polisi akhirnya mengamankan dua pria yang diduga melakukan aksi perusakan sejumlah baliho politisi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dua pria yang berinisial AP (21) dan YS (19) itu dibekuk tim Resmob Polsek Panakkukang di Jalan Babusalam, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, pada Sabtu (14/10/2023) dini hari.

Kasi Humas Polsek Panakkukang Aipda Ahmad Halim mengatakan, keduanya dibekuk polisi saat kembali melakukan aksi perusakan baliho politis di wilayah tersebut.

"Tadi malam diamankan, saat itu tim Resmob Polsek Panakkukang sedang melakukan patroli dan mendapat informasi bahwa ada aksi perusakan baliho," jelas Halim kepada Kompas.com, Sabtu siang.

Saat diamankan, keduanya kedapatan sedang merusak baliho milik Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo dan beberapa baliho politisi lainnya.

Halim menjelaskan, dari tangan keduanya diamankan barang bukti berupa satu anak panah busur dan parang yang digunakan untuk merusak baliho tersebut.

"Ada beberapa senjata tajam yang diamankan, satu motor yang digunakan, dan senter," ucap Halim.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kedua pria itu, mereka mengaku melakukan aksi perusakan sejumlah baliho di beberapa titik di Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, lantaran mengalami stres.

"Pengakuan salah satu pelaku (YS), alasannya merusak baliho karena pelaku dalam keadaan stres. Kalau peran AP itu mengantar YS ini berkeliling memantau baliho yang mau dirusak," bebernya.

Untuk saat ini, kedua pelaku masih berada di Mapolsek Panakkukang untuk dilakukan pembinaan dan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pelaku dilakukan pembinaan. Pihak korban mengapresiasi kinerja Polsek Panakkukang, dan tidak keberatan setelah dilakukan mediasi," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, jagad maya dibuat geger dengan beredarnya video aksi perusakan sejumlah baliho politisi yang terpampang di pinggir jalan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aksi viral itu pun kini diselidiki polisi. 

Dari video yang dilihat, sejumlah orang tidak dikenal (OTK) dengan menggunakan helm dan rompi berwarna oranye merusak baliho yang bergambar para politisi.

Baliho yang dirusak itu bervariasi, mulai dari baliho milik calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres), calon kepala daerah (cakada) dan calon anggota legislatif (caleg), mulai dari caleg kabupaten/kota hingga caleg DPR RI.

Seperti dilihat di salah satu lokasi perusakan, tepatnya di Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel. Nampak, beberapa baliho sudah hancur. Mulai dari baliho Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto dan beberapa baliho caleg DPR RI.

Diketahui, di Kecamatan Panakkukang sendiri ada dua lokasi perusakan. Pertama di Jalan Ance Daeng Ngoyo dan Jalan Abdullah Daeng Sirua.

Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Sangkala mengatakan, berdasarkan informasi di lapangan aksi perusakan kerap dilakukan pada waktu dini hari, atau sekitar pukul 01:00 Wita.

"Jadi menurut informasi yang kita dapat, di wilayah hukum kita ada dua lokasi. Untuk baliho yang dirusak ada beberapa, dari caleg yang berbeda dan partai yang berbeda, dimana baliho yang berdiri di tempat itu hampir semuanya dirusak oleh pelaku," ungkap Sangkala. 

https://makassar.kompas.com/read/2023/10/14/141955178/dua-pria-perusak-baliho-politisi-di-makassar-ditangkap-polisi-alasannya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com