Salin Artikel

Warga Geruduk Polsek Bontoala, Minta Kasus Kematian Revan yang Janggal Diungkap Transparan

Kehadirannya untuk menanyakan terkait kasus kematian Revan, remaja yang meninggal dunia diduga kecelakaan di Jalan Veteran Utara, Pasar Kalimbu, Kecamatan Bontoala, pada Jumat 4 Agustus dini hari.

Pihak keluarga menilai, kematian remaja berusia 16 tahun tersebut janggal. Mereka curiga korban meregang nyawa bukan karena kecelakaan melainkan diduga dianiaya oleh orang tak dikenal (OTK).

Irayanti (37), ibu korban mengungkapkan, mengetahui anaknya meninggal dunia dari teman korban yang datang ke rumahya pada saat ia tengah tertidur lelap di rumahnya.

"Ada temannya datang ke rumah teriak minta tolong bilang kecelakaan anakku. Anakku saat itu bilang mau pergi nasi kuning," ucap Irayanti, di Mapolsek Bontoala Makassar, kepada awak media, Senin (9/10/2023).

Atas dasar itulah, Irayanti dan beberapa keluarganya menyambangi Mapolsek dan meminta Kapolsek Bontoala Makassar agar segera mengusut kasus kematian Revan.

"Awalnya, saya mendapat informasi bahwa almarhum anak saya ini kecelakaan. Infonya motor anak saya ditendang (OTK) hingga terjadi kecelakaan," ujar dia.

Setelah mendengar anaknya tewas kecelakan, Irayanti kemudian ke rumah sakit (RS) Pelamonia tempat Revan mendapatkan perawatan medis.

Namun, sesampainya di RS ia kaget. Sebab, menurut pengakuan dari dokter ternyata anaknya bukan tewas karena kecekalakan, tapi dianiaya.

"Saat itu anak saya dibawa ke RS Pelamonia. Kemudian dokter bilang tidak kecelakaan ini. Dikeroyok ini. Dokter bilang begitu," ujar dia.

Saat itu, kata Irayanti, dokter menyebut terdapat beberapa luka yang dialami anaknya. Mulai dari kepala hingga kaki.

"Saat diperiksa dokter itu di bagian kepala, kemudian matanya lebam ada cairan warna kuning di telinganya keluar, dokter bilang harus dioperasi ini anaknya dan harus sediakan uang sekitar Rp 80 juta untuk dioperasi," sambungnya lagi.


Sehingga dari situlah dia yakin bahwa anaknya bukan meninggal karena kecelakan melainkan diduga dianiaya hingga tewas.

"Saya yakin anak saya dikeroyok melihat mata sama kepala. Korban berempat, tapi yang satu sadar," ungkap dia.

Tak hanya mendatangi Polsek Bontoala, mereka juga berdiri di depan Polsek sambil berteriak-teriak.

Dia juga mengaku telah melaporkan kasus ini ke Polsek Bontoala.

Ia meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus kematian anaknya dan menangkap terduga pelaku. Apalagi, kata dia, sudah ada empat orang yang diperiksa.

"Ini sudah dua bulan lebih tidak ada perkembangan kasus. Saya hanya mau keadilan, tersangkanya semoga ditangkap. Saya yakin anak saya dikeroyok," ujar dia.

Kapolsek Bontoala Makassar Kompol Muhammad Idris mengatakan, kehadiran sejumlah warga di kantornya untuk mempertanyakan kasus kematian Revan yang dinilai pihak keluarga korban janggal.

"Mereka mendapatkan kabar kalau itu bukan kecelakaan murni jadi kita melakukan penyelidikan, apakah betul korban meninggal ada unsur disengaja atau tidak, penyebab kecelakaan tersebut murni kecelakan atau bukan," ucap dia.

Polisi telah memeriksa saksi sebanyak 8 orang untuk meminta keterangan apakah penyebab kecelakaan itu ada hal lain atau tidak.

"Namun, belum ada yang menuju ke arah sana (penyebab lain selain kecelakaan). Kami masih melakukan penyelidikan sesuai Pasal 184 kami belum menemukan 2 alat bukti untuk ditingkatkan ke penyidikan jadi masih penyelidikan sampai sekarang," ujar dia.

Adapun kronologi kejadian, kata Idris, saat itu korban menggunakan sepeda motor dengan berboncengan 4 dari arah Veteran ke arah Pasar Kalimbu.

Pada saat Pasar Kalimbu mereka sempat menabrak kendaraan bermotor yang terparkir.

"Mungkin karena kaget apalagi banyak orang saat subuh makanya mungkin dia buru-buru tancap gas lagi, karena dia kecepatan tinggi dan borboncengan 4 dengan motor Scoopy dan mungkin tidak bisa menguasai akhirnya jatuh menabrak trotoar, seperti itu," terangnya.

Diketahui Pasar Kalimbu merupakan pasar yang beraktivitas mulai dini hari pukul 01.00 hingga 05.00 Wita.


Mayoritas di pasar ini adalah pedagang sayur mayur yang menjajakan dagangannya dipinggir jalan menggunakan mobil pik up.

Meski demikian, ia mengatakan akan tetap berusaha untuk mengungkap kasus ini apakah murni kecelakaan atau bukan. Apalagi, pihaknya tidak menemukan ada rekaman CCTV saat kejadian.

"Sepanjang ada saksi yang mendukung, kami bisa mengungkap kasus ini secepatnya kami akan selesaikan tapi kalau tidak ada saksi yang mendukung ke arah situ kami juga tidak bisa. Jangan sampai kami salah menentukan orang yang tidak bersalah, itu lebih repot lagi," ucapnya.

Idris menuturkan, tetap mencari informasi dan menunggu ada yang memberikan informasi atau saksi-saksi yang mengarah tindak penganiayaan.

"Kami sudah memberikan penjelasan kepada keluarga korban bahwa kami telah berusaha untuk semaksimal mungkin mengungkap kasus ini. Berikan kami dukungan dan doa berikan informasi kepada kami sehingga menemukan titik terang dari permasalahan ini dan segera terungkap," tutup Idris.

https://makassar.kompas.com/read/2023/10/10/102729278/warga-geruduk-polsek-bontoala-minta-kasus-kematian-revan-yang-janggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke