Salin Artikel

Ibu Peraih Emas Angkat Besi Asian Games 2022 Rahmat Erwin Abdullah Mengaku Anaknya Minim Dukungan Pemda

Padahal, klaimnya, lifter asal Makassar, Sulawes Selatan ini selalu berjuang dan mengharumkan nama Indonesia bukan hanya di event cabang olahraga angkat besi Asia, tapi juga di kancah dunia.

"Seperti rekor dunia itu tidak dihargai. Kurang apresiasi dari pemerintah daerah kalau single event, kalau multievent Slhamdulillah ada. Kalau single event dua kali Rahmat kejuaraan dunia itu tidak ada apresiasi dari daerah," ucap Ami kepada KOMPAS.com saat ditemui di kediamannya di Jalan Cendrawasih Lr 7A, Kemacatan Mamajang Makassar, Kamis (5/10/2023).

Ami menyebut, hanya atlet Makassar bermental bajalah yang mampu terus berjuang hingga meraih juara. Sebab menurutnya, atlet yang hanya juara di multievent seperti Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade yang diapresiasi. Sedangkan single event sama sekali tak diperhatikan.

"Makanya ini Asian Games saya tidak tahu juga pemerintah daerah ada gak (apresiasinya), tapi kayaknya sepi (tidak ada apresiasi). Masa seperti Rahmat satu-satunya atlet dari Makassar yang pecah rekor dunia masa tidak ada apresiasinya," ungkapnya.

Sebagai informasi, Rahmat Erwin Abdullah meraih emas di kelas 73 kg setelah menorehkan total angkatan 359 kg. Dia memecahkan rekor dunia untuk angkatan clean and jerk seberat 201 kg. Sedangkan untuk snatch dia membukukan angkatan 158 kg.

Dia mengaku selama ini, sarana dan prasarana yang dipakai anaknya latihan jika berada di Makassar, hanya milik pribadi.

Sehingga perempuan 53 tahun ini menyayangkan tidak adanya sarana dan prasarana seperti tempat latihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah terhadap atlet angkat besi di Makassar.

"Rahmat juara dunia sudah berapa tahun ini, tapi sampai sekarang pemerintah daerah belum menyiapkan tempat dan fasilitas latihan. Jadi gimana mau muncul Rahmat-Rahmat yang lain," ujar Ami.

Ami juga mengaku selama ini tak ada uang pembinaan bagi altet-atlet. Menurutnya hal itu juga merupakan salah satu kendala untuk membina atlet-atlet baru.

"Kemudian tidak ada pembinaan, sekarang olahraga itu butuh biaya karena mau jadi juara tidak gampang," bebernya.

Meski demikian Ami tak patah arang, demi mencipakan penerus Rahmat sebagai lifter berprestasi. Dia membina keponakannya bernama Ade Rezky Agustian (16) yang didatangkan langsung dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Tapi syukur alhamdulillah ada kemanakan saya bina, latih dipersiapkan jadi penerus Rahmat. Itu inisiatif kita karena kita punya tempat latihan, kan sayang kalau tidak dilakukan pembinaan," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan, ia pindahkan Rezky sekolah di Makassar, tidak disuruh kerja, hanya semata-mata makan, tidur, latihan dan dibiayai semuanya hanya demi jadi penerus Rahmat.

"Alhamdulillah belum 1 tahun angkatannya sudah lumayan, sudah bisa snatch 95 kg naik 120 kg," ucap Ami.

Ami menuturkan, tidak membina altet lain karena tidak punya biaya pembinaan. Sebab jika melatih atlet sangat berat jika tidak ada suplemen dan makanan.

"Cuman kalau mau bina yang lain tidak bisa karena inikan fasiltas pribadi kecuali fasilitasnya pemerintah daerah yah welcome aja. Kalau ini ada kerusakan kan tanggung jawab sendiri," jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan, Suherman mengaku Pemprov pasti akan memperhatikan dan memberikan bonus kepada Rahmat yang telah berhasil meraih emas di Asian Games China.

"Pemprov akan memberikan apresiasi kepada atlet yang telah berhasil mendapatkan juara dan mendali di Asian Games," kata Suherman kepada KOMPAS.com via telepon, Jumat (6/10/2023).

Suherman mengatakan memang untuk saat ini bonusnya belum diberikan karena belum dianggarkan. Nanti setelah selesai, bonusnya baru diberikan kepada atlet yang berpestasi dan mengarumkan nama Indonesia, khususnya Sulsel.

"Belum dianggarkan tapi yang jelas ada bonus yang diberikan nanti penyerahannya dari Pak Gubernur. Cuman saat ini harus menunggu karena ada administrasi yang harus diselesaikan," ujarnya.

Dia mengungkapkan, bonusnya bukan hanya untuk Rahmat saja. Tapi seluruh atlet yang berpestasi baik itu di ajang olahraga nasional maupun internasional.

"Kita akan berikan bonus, untuk Asian Games takraw, dayung semua cabor yang berprestasi secara nasional dan internasional pasti kita berikan apresiasi," ungkapnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/10/06/141119778/ibu-peraih-emas-angkat-besi-asian-games-2022-rahmat-erwin-abdullah-mengaku

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com