Salin Artikel

Kisah Wentira, Misteri Kerajaan Gaib di Sulawesi Tengah

KOMPAS.com - Kisah misteri selalu mengundang penasaran, tak terkecuali mengenai Kerajaan gaib Wentira di Sulawesi Tengah.

Kisah kerajaan gaib Wentira merupakan salah satu kisah misteri yang dipercaya di Indonesia.

Konon, Wentira adalah kerajaan gaib yang digambarkan sebagai kerajaan besar di Tanah Air.

Letak Wentira berada di daerah kebun kopi di kawasan hutan belantara antara Kota Palu dan Kabupaten Mutong, Sulawesi Tengah.

Salah satu wilayahnya berada di area kebun Kopi, Donggala. Hingga kini, kisah asli cerita tersebut masih dipertanyakan banyak pihak.

Wentira

Kerajaan Gaib Wentira

Menurut kepercayaan masyarakat, kerajaan gaib Wentira adalah kerajaan yang menyimpan harta karun.

Tampilan kerajaan gaib Wentira juga cukup menakjubkan, dimana semua wilayahnya berlapis emas bahkan terdapat istana yang terbuat dari emas murni.

Peradapan kerajaan Wentira diperkirakan sangat maju dan moderen seperti halnya kota-kota yang terdapat di Indonesia.

Jika masuk wilayah Wentira, pengunjung disarankan untuk tidak mengambil emas yang terdapat di wilayah tersebut. Karena nyawa dapat menjadi taruhannya.

Dikisahkan, penghuni kerajaan Wentira kerap dijumpai warga di sekitar tugu berwarna kuning yang oleh warga dijuluki sebagai Tugu Kuning.

Warna kuning merupakan ciri khas warna yang ditemui di Wentira.

Hal tersebut tidak lain, sepanjang jalan terjal menuju kawasan tersebut akan ditemui rumah mungil dengan warna kuning.

Warna kuning diketahui sebagai warna yang sangat disukai oleh penghuni kerajaan Wentira.

Larangan berpakaian warna kuning di Wentira

Menurut warga setempat, bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke kerajaan Wentira dilarang menggunakan pakaian berwarna kuning.

Jika aturan tersebut dilanggar maka dia dapat menghilang selamanya karena terbawa ke kerajaan gaib Wentira.

Perkiraan penduduk asli di Wentira

Menurut masyarakat Palu yang pernah berkunjung atau melihat Kota Wentira secara langsung, disebutkan bahwa penghuni kerjaan gaib Wentira berpenampilan seperti manusia biasa.

Mereka juga mempunyai kehidupan masing-masing, berkeluarga, dan berkoloni.

Perbedaan secara fisik adalah penduduk Wentira tidak mempunyai garis tengah bibir dan dapat menghilang seketika.

Sumber:

www.kompas.tv

manado.tribunnews.com

www.sonora.id

https://makassar.kompas.com/read/2023/09/29/191206478/kisah-wentira-misteri-kerajaan-gaib-di-sulawesi-tengah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com