Salin Artikel

Menjaga Kesenian Sulsel Ala Mahasiswa di Era Digital

MAKASSAR, KOMPAS.com - Setiap daerah di Indonesia pastinya memiliki budaya masing-masing yang harus dijaga kelestariannya. Di Sulawesi Selatan (Sulsel) misalnya, banyak budaya yang kini kian terkikis oleh canggihnya teknologi.  

Salah satu cara untuk menjaganya adalah mahasiswa. Mereka memiliki peran penting dalam melestarikan budaya. Bisa dibilang kebudayaan dan mahasiswa tidak dapat dipisahkan.

Mahasiswa menjadi pusat contoh dan teladan bagi orang-orang di lingkungan masyarakat setempat.

Mahasiswa harusnya dapat mempertahankan kearifan lokal yang sudah ditanamkan sejak dulu sebagai identitas suatu daerah.

Berbagai upaya dilakukan segelintir mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar untuk tetap mempertahankan eksistensi kesenian dan budaya lokal Makassar di era gempuran "kaum milenial".

Salah satu cara mereka tetap merawat budaya lokal dengan mendirikan organisasi yang bergerak di bidang seni dan budaya bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Talas.

Selain merawat budaya, organisasi itu juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat. Mereka aktif melakukannya dengan cara mengikuti kegiatan kesenian sekaligus berpartisipasi melestarikan budaya bangsa.

"Budaya tradisional harus dijaga. Sebagai generasi muda, wajib hukumnya menjaga warisan budaya bangsa. Apa lagi yang bisa kita lakukan melihat pengklaiman budaya bangsa oleh negeri lain, kalau bukan menjaganya?," kata Ketua Umum UKM Seni dan Budaya Talas Suandi saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (21/9/2023).

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Muhammadiyah Makassar ini menjelaskan, berbagai pola diberikan kepada anggota UKM untuk tetap menjaga kelestarian budaya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Kita biasanya kan melakukan perekrutan, dalam perekrutan anggota baru itu, kita melakukan riset budaya atau seni apa yang akan dipertunjukkan nanti di panggung," ungkap Suandi.

"Jadi bukan hanya seni budaya seperti tarian, atau yang lain kita riset. Kita juga pernah ambil permainan tradisional anak-anak di Sulsel lalu kita pentaskan melalui tarian," sambungnya.

Perekrutan Khusus Mahasiswa

Mahasiswa semester akhir ini menjelaskan, para anggota UKM juga dipilih melalui perekrutan anggota setiap tahun.

Perekrutan dibuka secara umum dan menerima mahasiswa dari berbagai Fakultas di Unismuh Makassar. Mereka yang terpilih bakal menjalani proses magang dan resmi menjadi anggota.

"Ada tujuh divisi. Seperti seni tari, musik, teater, sastra, film, foto, dan rupa. Ini nanti semua divisi diharuskan memiliki karya seni dan harus melakukan riset terlebih dahulu," bebernya.

Mulai Kurang Diminati

Mahasiswa asal Kabupaten Bulukumba itu juga menjelaskan, setelah 23 tahun lembaga yang dipimpinnya berdiri, minat mahasiswa yang ingin bergabung mulai berkurang.

Sebagian mahasiswa sudah ogah atau acuh dengan budaya tradisional yang harus terus dilestarikan.

"Tiap tahun mahasiswa yang gabung itu berkurang, seperti di tahun ini cuma ada kurang lebih hanya 20 yang masuk. Padahal kita kaum muda harus tetap melestarikan budaya kita," ujarnya.

Suandi mengatakan, mahasiswa yang bergabung ke lembaga seni itu juga sudah kurang berminat untuk mempelajari seni-seni tradisional, padahal wadah sudah dipersiapkan.

"Anggota juga sekarang kurang mau belajar memainkan alat musik tradisional. Padahal ini kan harus kita jaga, karena ini asli budaya kita bunyi-bunyian tabuhan gendang, maupun seruling," ungkap dia.

Pertahankan budaya dengan pementasan

Untuk tetap mempertahankan eksistensi kesenian tradisional di masa sekarang, organisasi yang dipimpinnya berupaya menjaganya dengan cara membuat sebuah pertunjukan.

"Kita buat pementasan, seperti dulu tarian Ma'logo itu permainan tradisional anak-anak di Kabupaten Barru kita buat dan pertunjukan di atas panggung dengan tarian," ucapnya.

Kadang seni tradisional lainnya seperti tarian 'Padduppa' (tarian penyambutan) juga dipertunjukkan untuk tamu kampus atau di acara kampus.

"Biasa setelah kita menari-nari penyambutan itu mahasiswa yang lihat juga tertarik, jadi biasa begitu cara kita untuk tetap memperlihatkan, beginilah kesenian tradisional kita," tandasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/09/23/173829578/menjaga-kesenian-sulsel-ala-mahasiswa-di-era-digital

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke