Salin Artikel

Diduga Ada Unsur Kekerasan Kematian Kakek di Kantor Pembiayaan Makassar, Pihak Keluarga Lapor Polisi

Pihak keluarga melaporkan perihal kematian pria 69 tahun itu dengan bukti registrasi bernomor STTLP/B/771/VIII/SPKT/POLDA SULAWESI SELATAN, pada akhir Agustus lalu.

Kuasa hukum keluarga korban, Muh Abduh mengatakan bahwa pihak keluarga membuat laporan polisi karena menilai adanya dugaan kekerasan yang dilakukan karyawan pembiayaan sehingga korban meninggal.

"Kita sampaikan mengenai kasus yang pertama adalah adanya dugaan tindak kekerasan atas laporan polisi yang telah dilaporkan oleh klien kami," kata Muh Abduh kepada wartawan saat dikonfirmasi, Rabu (13/9/2023).

Kata dia, pihaknya berharap polisi mampu menangani kasus tersebut secara terbuka dan jika terbukti ada unsur pidana maka segera ditetapkan sebagai tersangka.

"Kalau memang penyidik Kepolisian menemukan unsur-unsur kepidanaan atas laporan yang dilakukan oleh klien kami. Kita Berharap agar segera menetapkan pelaku pakai tersangka," ungkapnya.

Muh Abduh menyebut, selain hasil visum dapat dijadikan sebagai alat bukti. Polisi juga bisa mengambil petunjuk lain guna mengungkap kematian korban.

"Tidak serta merta visum itu jadikan sebagai satu-satunya alat bukti, tetapi petunjuk lain dalam hal ini rekaman CCTV yang menunjukkan ada perbuatan kekerasan sehingga selain visum, itu bisa juga dijadikan sebagai alat bukti lain," tandasnya.

Sementara, pihak keluarga korban Asrul mengungkapkan awal mula perselisihan antara korban dan pihak pembiayaan. Kata dia, korban tidak terima kendaraannya ditarik diduga secara paksa oleh pihak pembiayaan.

"Jadi awalnya begini dari informasi yang kami dapatkan awalnya kakek saya itu ditarik motornya di Jalan Toddopuli. Kemudian dia mengikuti ke Jalan Topas (kantor pembiayaan) untuk mencari kejelasannya ini motor," jelasnya.

Setelah tiba di kantor pembiayaan itu, korban disebut sempat ke kantor polisi terdekat guna melaporkan hal yang baru saja dialaminya.

"Terus pergi melapor ke Polsek terdekat bahwasanya dia ingin melaporkan terkait motornya ditarik, tidak lama begitu kakek saya kembali lagi ke kantor pembiayaan kemudian dipanggil masuk ke dalam ruangan," kata Asrul.

Tak lama kemudian, pihak keluarga pun dihubungi oleh pihak pembiayaan, menyampaikan kondisi Natsir telah terjatuh dan langsung meninggal dunia.

"Tidak lama setelah menantunya pulang dari kantor pembiayaan ini sudah dapat info dari orang pembiayaan bahwasanya kakek saya sudah terjatuh. Pas paman ke sana belum sampai ke kantor pembiayaan sudah dapat lagi telepon bahwasanya kakek saya sudah meninggal di rumah sakit," bebernya.

Terpisah, Kapolsek Panakkukang Kompol Joko Pamungkas membenarkan perihal laporan keluarga korban di Polda Sulsel.

Joko juga menyebut, untuk saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian korban tersebut.

"Masih dalam proses penyelidikan, jadi tindakan kita kembali dengan adanya laporan polisi model A untuk tingkat Polsek, yah sama mengamankan TKP memeriksa saksi-saksi, memeriksa barang-barang, CCTV, olah TKP dan menunggu hasil visum dokter," kata Joko.

Untuk saat ini kata Joko, pihaknya telah memintai keterangan saksi sebanyak lima orang. Mereka semuanya yang terlihat dalam rekaman CCTV saat korban jatuh dan meninggal dunia.

"Saksi kemarin diperiksa sudah ada lima, berdasarkan rekaman CCTV itu diambil keterangannya. Sementara juga masih di police line untuk mengamankan TKP," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Natsir meninggal dunia saat melakukan klarifikasi di salah satu kantor pembiayaan, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia melakukan klarifikasi usai motornya ditarik kantor pembiayaan tersebut.

Sebelum dinyatakan tewas, pria 69 tahun sempat tak sadarkan diri saat berada di salah satu kantor pembiayaan yang terletak di Jalan Topas, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, pada Sabtu (26/8/2023).

Pihak keluarga dibuat kaget lantaran melihat jasad Natsir yang seperti mengalami luka di bagian kepalanya. Namun pihak keluarga belum bisa memastikan penyebab luka tersebut.

https://makassar.kompas.com/read/2023/09/13/111841978/diduga-ada-unsur-kekerasan-kematian-kakek-di-kantor-pembiayaan-makassar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com