Salin Artikel

Cara Polisi di Makassar Tekan Angka Kejahatan Jalanan, Buka Lapangan Pekerjaan untuk Mantan Pelaku Kriminal

Lapangan pekerjaan itu sudah diresmikan di beberapa Polsek jajaran sebagai tempat binaan bagi anak-anak yang belum memiliki pekerjaan dan berpotensi terlibat tindak kriminalitas.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan telah meresmikan sebanyak sembilan lokasi binaan pencucian motor.

"Kami sudah punya beberapa tempat cuci motor binaan Polsek. Jadi minggu ini ada dua kita resmikan di Panakkukang dan Mariso. Itu akan terus berlanjut di Polsek lain," kata Ngajib kepada awak media, Kamis (7/9/2023).

Kata Ngajib, program ini juga berkerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bertujuan agar para remaja memiliki aktivitas yang lebih positif.

"Ini juga merupakan program pemerintah kota dan bentuk pola pembinaan bagi anak-anak yang belum memiliki pekerjaan ada juga beberapa anak muda yang merupakan mantan pelaku kejahatan jalanan. Untuk itu kami mohon doa masyarakat agar tempat cuci motor ini terus ada, sebagai tempat mereka jadi lebih baik lagi," jelasnya.

Setiap lokasi tempat cuci motor ini di tempatkan tidak jauh dari pos pengamanan. Seperti di wilayah Kecamatan Panakkukang, lokasi tempat cuci motor binaan Polsek Panakkukang itu berada tepat disamping Posko Resmob Panakkukang.

"Bahwa setelah nanti insyaallah ada hasilnya, maka kita harapkan digunakan dan dimanfaatkan untuk membantu orangtuanya anak-anak tersebut. Jadi anak-anak itu punya aktivitas positif dan menghasilkan," terangnya.

Selain menghadirkan tempat cuci motor binaan Polsek, Polrestabes Makassar juga mendirikan rumah singgah 'Balla Barakka' yang berisi perpustakaan mini binaan tiap Polsek.

Melalui rumah singgah 'Balla Barakka' dan perpustakaan mini ini diharapkan juga dapat mendata para anak-anak yang tidak memiliki pendidikan, anak-anak itu juga bakal diberi beasiswa.

"Jadi kami sudah siapkan bersama pemerintah Makassar berupa beasiswa bagi anak-anak yang tidak mampu. Kita selalu punya harapan agar rumah singgah ini jadi tempat belajar dan pembentukan karakter," ujar Ngajib.

Ngajib mengaku sudah memahami kriminalitas yang marak terjadi di Kota Makassar. Setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 dan bertugas di Makassar, aksi kriminalitas yang sering terjadi adalah perang kelompok.

"Di kota Makassar dari dulu sampai sekarang selalu ada tawuran. Makanya dengan hadirnya ini Balla Barakka dan lainnya ini bisa memberikan bimbingan kepada anak-anak kita ini untuk tidak terlibat lagi," tandasnya.

Salah satu pemuda yang bekerja di tempat pencucian motor, Agung mengungkapkan bahwa pendirian tempat cuci motor sangat bermanfaat.

"Kalau menurutku bagus, karena kan ini anak-anak biasa tidak ada ji dikerja. Daripada kita cuma nongkrong kosong, kita ada kegiatan untuk bantu-bantu pemasukan," ucap pemuda usia 20 tahun itu.

https://makassar.kompas.com/read/2023/09/07/223143778/cara-polisi-di-makassar-tekan-angka-kejahatan-jalanan-buka-lapangan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com