Salin Artikel

Manajemen PSM Makassar Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Bakal Dilaporkan ke Polisi hingga FIFA

Kuasa hukum wanita bernama Shesie Erisoya, yakni Agus Amri mengatakan, kasus ini akan dibawa ke ranah hukum lantaran diduga ada unsur tindak pidana penipuan.

Agus Amri menyebutkan, kliennya merasa ditipu oleh Appi dan Sadikin. Sebab, kedua petinggi tim julukan "Juku Eja" ini pernah mengeluarkan cek kosong atau fiktif senilai Rp 500 juta terkait pembayaran sisa utang sebesar Rp 5,6 miliar.

Cek kosong itu dikeluarkan oleh salah satu perusahaan penjamin pada 2021. Setelah cek senilai ratusan juta rupiah itu hendak dicairkan ternyata fiktif.

"Pidananya jelas dengan cek kosong yang saya tunjukkan tadi, itu ditolak oleh pihak bank. Penipuan, penggelapan sejumlah dana, itu juga tindak pidana nanti akan rinci lagi," kata Agus kepada awak media di saat menggelar ekspose di salah satu kafe di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (25/8/2023).

Selain akan membawa ke ranah pidana, Agus Amri juga menyebut bakal mengadukan kasus utang piutang itu ke FIFA, agar pihak manajemen PSM Makassar diberikan sanksi.

"Langkah hukum tentu kami lakukan baik secara perdata, gugatan ke pengadilan atas pihak-pihak yang bertanggung jawab, termasuk juga Bosowa Grup. Melaporkan ini ke FIFA memberikan sanksi kepada pengurus manajemen PSM," kata Agus.

"Segera dilaporkan. Segera pada saat yang sama kita akan segera lakukan (laporan) secara paralel gugatan kita ke FIFA secara administrasi dan pidana kita ke kepolisian," sambungnya.

Agus menceritakan, transaksi utang piutang manajemen PSM Makassar dengan wanita bernama Shesie Erisoya berlangsung dari 2016 sampai 2019.

Di situ, manajemen klub berjuluk Juku Eja disebut meminjam uang senilai total Rp 14,9 miliar untuk operasional klub dan hal lainnya.

"Manajemen PSM menggunakan uang ini untuk mendanai kegiatan PSM mulai dari belanja pemain, gaji pemain, hotal, akomodasi dan sebagainya. Di situ tidak ada jaminan apa pun," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, utang manajemen PSM kepada pihak Shesie Erisoya tersisa Rp 5,6 miliar setelah dibayar secara bertahap atau dicicil.

Belakangan waktu terakhir, pihak manajemen PSM Makassar disebut sudah tidak lagi pernah merespons upaya konfirmasi pihak Shesie Erisoya.

"Upaya-upaya baik somasi, pertemuan, dan memang ada beberapa kali pembayaran dilakukan. Namun dalam 6 bulan terakhir tidak ada pembayaran dan tidak ada komunikasi lagi sebagai bentuk respons pertanggungjawaban atas masalah ini," tandasnya.

Sementara, wanita bernama Shesie Erisoya juga angkat bicara perihal kasus tersebut. Kata dia, dirinya berani meminjam uang dengan nilai fantastis itu hanya karena modal kepercayaan.

"Sebenarnya lebih kepada bagaimana kita sama-sama menjaga aja. bagaimana sama-sama kita menjaga pada saat itu benar-benar dari pihak-pihak yang lain ada penagihan. Nggak ada tenggak waktu pengembalian karena saya pikir itu bisa terjadi apabila ada pembayaran pada saat itu dari pihak sponsor PSM atau tiket," ucapnya.

Shesie Erisoya mengungkapkan geram lantaran komunikasi pihak manajemen PSM Makassar seakan-akan tidak ada itikad baik.

"Lebih kepada berkomunikasi dulu sebelum memakai, ini akan ada pemakaian di dana ini, dana ini, dana ini. Penggunaan atas kepercayaan," tandasnya.

Sementara, manajemen PSM melalui kuasa hukumnya Yusuf Gunco angkat bicara soal utang Rp 5,6 miliar. Manajemen PSM sendiri telah menyepakati bahwa uang sisa utang PSM Makassar hanya berjumlah Rp 2,1 miliar dari wanita Shesie Erisoya.

Sementara sisanya Rp 3,5 miliar itu yang masih perlu dibuktikan terkait sirkulasinya. Kata Yusuf kasus ini sudah bergulir sejak 2016 pasca Shesie Erisoya sudah tidak lagi menjadi sekertaris pribadi Munafri Arifuddin alias Appi.

"PSM ini tidak menutup diri, terbukti dari Rp 14 miliar sekian itu kita sudah selesaikan sehingga menjadi Rp2,1 miliar. Yang jadi polemik ini Rp 3,5 miliar. Saya akan ketemu pengacaranya untuk menghitung ulang yang Rp 3,5 miliar itu," ucapnya.

Kata Yusuf, jika nanti dalam penghitungan pihak Shesie Erisoya dapat menunjukan bukti yang cukup perihal Rp 3,5 miliar itu maka manajemen PSM akan siap bayar.

"Kalau memang ada bukti ya kita akan selesaikan, itu pun kalau sinkron dengan upaya-upaya dan perjalanan-perjalanan, tiket-tiket ataupun hotel-hotel ya kita rampungkan. Jadi sisa itu saja polemiknya," Yusuf menerangkan.

Yusuf menjelaskan, manajemen PSM hanya baru menyepakati utang sebesar Rp 2,1 miliar. Kesepakatan itu terjadi pada 8 September 2022, dan ditandatangani oleh dua pihak, pihak Manajemen PSM Makassar dan Shesie Erisoya.

Yusuf pun meminta kepada pihak Shesie Erisoya agar tidak membuat polemik ini panjang di media sosial. Karena manajemen PSM masih ada masih bertanggung jawab selagi hal tersebut masih bisa dibuktikan dikemudian hari.

"Saya minta ke ibu Erisoya ini untuk tidak lagi bermain di media sosial, karena PSM ini milik masyarakat Sulawesi Selatan. Jangan sampai lain di cerita dan lain yang dibenarkan, jadi kita minta seperti itu," Yusuf Gunco menambahkan.

https://makassar.kompas.com/read/2023/09/01/134441578/manajemen-psm-makassar-terlilit-utang-miliaran-rupiah-bakal-dilaporkan-ke

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com