Salin Artikel

Begini Suasana Masjid 99 Kubah Makassar Usai Diresmikan Gubernur Sulsel

Pantauan Kompas.com pada Senin (21/8/2023) siang, suasana di luar dan dalam masjid tampak sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat berada di depan pintu masuk masjid.

Sementara, di dalam masjid terlihat hanya sekitar 30 orang jemaah yang melaksanakan ibadah shalat dzuhur di barisan saf laki-laki. Sedangkan di barisan saf jemaah perempuan hanya sekitar 10 orang.

Usai shalat, beberapa jemaah terlihat beristirahat sambil tiduran. Sementara sejumlah jemaah lainnya terlihat mengambil gambar atau foto suasana masjid dengan gawainya. Lalu ada juga jemaah laki-laki yang melaksanakan salat dzuhur seorang diri karena telat berjamaah. 

Meski telah diresmikan, ternyata masjid rancangan Gubernur Jawa Barat yakni Ridwan Kamil ini belum 100 persen rampung. Misalnya di bagian basement, pemasangan paving blok masih tahap pengerjaan. Kemudian menara masjid pun belum selesai.

Seorang jemaah asal Kabupaten Jeneponto, Mahdiadwin mengatakan meski belum 100 persen rampung, dirinya cukup senang dengan peresmian Masjid 99 Kubah.

"Senang karena Makassar memiliki ikon Masjid 99 Kubah. Karena setiap daerah pasti punya ikon masjid yang bagus. Masjid ini unik karena memiliki ciri yang terkesan modern dan khas yaitu 99 Kubah. Dan setahu saya belum ada (masjid) yang seperti ini," ucapnya kepada KOMPAS.com saat ditemui di lokasi.

"Saya ke sini juga mau lihat-lihat bentuk desainnya karena penasaran, apalagi banyak kubahnya," ujarnya.

Selain ingin melihat secara dekat desain Masjid 99 Kubah, Mahdi juga mengatakan berkunjung bersama adiknya yang baru datang dari Kabupaten Jeneponto.

"Saya jarang ke sini, tapi kebetulan ada adik saya yang datang dari (Kabupaten) Jeneponto. Makanya saya ajak ke sini untuk perlihatkan kalau ada destinasi wisata yaitu Masjid 99 Kubah. Apalagi dis ekitar sini ada Lego-lego yang bisa dikunjungi," tandasnya.

Sementara Kepala UPTD Pengelolaan Kawasan CPI, Andi Amiduddin Sangkawana mengatakan keadaan usai peresmian memang tidak ada perubahan yang signifikan.

"Karena di sini merupakan daerah wisata. Jadi rata-rata yang mendominasi jemaah yang memang tujuannya berkunjung untuk berwisata, termasuk waktu salat baru ke sini," bebernya.

Apalagi sekarang musim kemarau, sehingga untuk waktu shalat seperti dzuhur, ashar atau subuh itu jemaahnya paling dua sampai tiga saf.

"Namun saat masuk waktu salat maghrib dan isya, alhamdulillah jemaah bisa sampai 5 saf sesuai dengan jumlah karpet sajadah. Apalagi shalat jumat, alhamdulillah selalu ramai. Boleh ditanya sama teman-teman dari Satpol PP, parkiran baik di basement dan lokasi parkir di pekarangan depan masjid selalu full," ungkapnya.

Dia mengungkapkan beberapa pengunjung datang hanya untuk melaksanakan shalat jumat, atau hanya mengambil gambar atau foto masjid.

"Karena masjid ini salah satu ikon Kota Makassar," ujarnya.

Bahkan, kata Andi, ada pengungjung tak hanya dari Makassar saja tapi juga dari berbagai daerah di Sulsel.

"Ada satu bus datang, dari berbagai daerah. Ada dari Kabupaten Wajo, Bone, bahkan ada dari Malili. Mereka ada yang beriswata religi ada yang hanya sekadar lewat dan ambil gambar dan ada yang memang singgah untuk shalat," tutupnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/08/21/133531878/begini-suasana-masjid-99-kubah-makassar-usai-diresmikan-gubernur-sulsel

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com