Salin Artikel

Flora dan Fauna Identitas Sulawesi Selatan

KOMPAS.com - Setiap provinsi di Indonesia memiliki flora dan fauna identitas yang menjadi simbol daerah atau maskot dari wilayah tersebut.

Melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah, pemerintah pernah membuat daftar sederet flora setiap provinsi di Indonesia.

Bagi Provinsi Sulawesi Selatan, flora dan fauna identitas yang dimiliki adalah Pohon Lontar (Borassus flabellifer Linn) dan Burung Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix).

Pohon Lontar, Flora Identitas Sulawesi Selatan

Pohon Lontar (Borassus flabellifer Linn) merupakan flora identitas atau simbol flora dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Di daerah lain, Pohon Lontar dikenal dengan nama rontal, ental, taal, dun tal, tala’, lontara, atau siwalan.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, Pohon Lontar adalah sejenis palem (Arecaceae) yang tumbuh liar di daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut.

Pohon ini berasal dari India dan Srilanka, yang kemudian menyebar ke Arab Saudi sampai negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, sampai Indonesia.

Di Indonesia, Pohon Lontar dapat tumbuh dengan baik hingga setinggi 10 – 30 meter, dengan daun yang berbentuk seperti kipas bisa memiliki lebar mencapai satu sampai tiga meter.

Pohon Lontar dikenal sebagai pohon serbaguna karena nyaris semua bagian pohon ini bisa digunakan.

Manusia zaman dahulu menggunakan daun lontar untuk mendokumentasikan kehidupannya, dengan menuliskan atau menggambarkan sesuatu.

Sejumlah literatur dari zaman kolonial Belanda menyebut bahwa lontar masih dipakai dalam surat menyurat resmi oleh para penghulu Suku Sasak sampai akhir abad ke-19.

Selain daunnya, batang lontar juga sempat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Sementara tandan pohon lontar dapat disadap yang menghasilkan air nira.

Dalam penelitian Nasri dkk, berjudul Ekologi, Pemanfaatan, dan Sosial Budaya Lontar (Borassus flabellifer Linn,) Sebagai Flora Identitas Sulawesi Selatan (2017) yang diterbitkan dalam Info Teknis EBONI, dijelaskan alasan mengapa lontar dipilih menjadi lambang provinsi.

Disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa lontar dijadikan sebagai flora identitas Sulawesi Selatan, karena dari segi sosial budaya keaksarahannya sebagai huruf penulisan lontaraq yang dipergunakan di dalam bahasa sehari-hari di Sulawesi Selatan.

Burung Julang Sulawesi, Fauna Identitas Sulawesi Selatan

Burung Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) merupakan fauna identitas atau simbol fauna dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Masyarakat juga menyebut burung ini sebagai burung rangkong, burung alo, atau burung enggang.

Burung ini merupakan spesies endemik yang masuk dalam daftar satwa langka yang dilindungi.

Dilansir dari Kompas.com, Burung Julang Sulawesi memiliki ciri khas berparuh besar warna kuning dan memiliki kantung biru pada tenggorokan.

Warna tubuh umumnya hitam dan ekor berwarna putih dengan panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm untuk jenis jantan, dan 88 cm untuk jenis betina.

Burung Julang Sulawesi memiliki tanduk yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning pada betina.

Ciri fisik tersebut membuat burung ini terlihat eksotis sehingga menjadi salah satu incaran bagi aktivitas perburuan liar.

Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menempatkan populasi burung ini dalam status rentan.

Dilansir dari laman Antara, Burung Julang Sulawesi memiliki sebaran terbatas di Sulawesi dan pulau-pulau kecil disekitarnya, dengan kemampuan terbang hingga rentang jarak 100 kilometer persegi.

Populasi Burung Julang Sulawesi tergolong kritis akibat maraknya perburuan dan terganggunya habitat alami mereka di hutan.

Sumber:
indonesia.go.id  
media.neliti.com  
babel.antaranews.com  
sains.kompas.com (Editor : Gloria Setyvani Putri)

https://makassar.kompas.com/read/2023/08/06/173056778/flora-dan-fauna-identitas-sulawesi-selatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke