Salin Artikel

4 Tahun Mengaku Anggota TNI, Identitas Pria di Makassar Terbongkar Usai Dipukul

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kurang lebih 4 tahun mengaku sebagai anggota TNI, identitas pria bernama Stanley Yurado (42) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), akhirnya terbongkar usai jadi korban pemukulan.

Stanley sendiri diamankan petugas gabungan dari Koramil 1408-13 Rappocini dan Polsek Rappocini di indekosnya yang terletak di Jalan Rappocini Raya, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulsel, pada Kamis (3/8/2023) malam.

Kapolsek Rappocini AKP Muhammad Yusuf mengatakan, penangkapan Stanley bermula kala terjadinya keributan di wilayah tersebut. Stanley sendiri terlibat keributan dengan dua pengemudi ojek online bernama Alfian (20) dan Zulfikar (22).

"Awalnya itu, ada perselisihan di Jalan Rappocini, karena ada ojol yang menggunakan knalpot brong sedang mengantar pesanan. Kemudian ditegur oleh pria ini (Stanley), diteriaki pencuri dan dikejar," kata Yusuf dalam keterangannya kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Tak terima perlakukan seperti itu, Alfian pun datang menemui Stanley bersama sang kakak yang bernama Zulfikar.

Mereka datang bermaksud untuk mengklarifikasi maksud teriakan pencuri tersebut.

Stanley pun membentak kedua pengemudi ojol itu dengan mengaku sebagai anggota TNI aktif berpangkat sersan kepala (serka) dan bertugas di salah satu satuan elit TNI angkatan darat (AD).

Zulfikar pun naik pitam, hingga melayangkan bogem mentah ke arah wajah Stanley hingga memar. Keributan itu pun mengundang perhatian warga sekitar hingga melapor ke polisi.

"Dua ojol ini datang ke kantor dibawa keluarganya untuk diserahkan. Si pria ini (Stanley) juga datang memakai kaos bermotif tentara," beber Yusuf.

Di hadapan polisi, Zulfikar mengaku melayangkan pukulan ke wajah Staley dipicu tidak terima sang adik dibentak di hadapannya langsung.

"Pelaku pemukulan mengaku spontan karena tidak terima adiknya dibentak dan merasa terancam," ungkapnya.

Saat beberapa anggota TNI datang dipimpin Danramil 1408-13 Rappocini Kapten Inf Nizan melakukan interogasi terhadap Stanley, identitas aslinya pun terbongkar.

Di hadapan petugas, Stanley mengaku sudah hampir 4 tahun lebih mengaku sebagai anggota TNI, sejak tahun 2019 lalu. 

Ia mengaku sebagai anggota TNI untuk mendekati seorang wanita yang kini telah menjadi istrinya. Diketahui juga, Stanley sendiri berprofesi sebagai supir kanvas lintas daerah.

"Atributnya mengaku dibeli melalui online, dia mengaku sudah 4 tahun jadi anggota TNI gadungan untuk mendekati istrinya," kata perwira polisi berpangkat tiga balok itu.

Dari informasi sang istri, Stanley setiap kali berangkat untuk bekerja selalu memakai baju dinas TNI berpangkat Serka untuk menyakinkan sang istri dan keluarga.

"Warga di sekitaran rumahnya juga mengira selama ini dia anggota TNI aktif, sementara dia diamankan untuk dilakukan pemeriksaan oleh anggota Den Intel," jelasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/08/04/142814178/4-tahun-mengaku-anggota-tni-identitas-pria-di-makassar-terbongkar-usai

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com