Salin Artikel

Makam Syekh Yusuf di Gowa: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

KOMPAS.com - Makam Syekh Yusuf terletak di Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Makam Syekh Yusuf adalah salah satu wisata religi yang banyak dikunjungi peziarah setiap harinya, dari masyarakat umum hingga pejabat tinggi negara.

Pengunjung datang untuk berziarah maupun bernazar.

Syekh Yusuf adalah ulama yang menyebarkan agama Islam di seluruh Indonesia hingga Afrika Selatan. Syekh Yusuf juga tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda.

Makam Syekh Yusuf

Daya Tarik Makam Syekh Yusuf

Makam Syekh Yusuf ramai dikunjungi terutama saat setelah Idul Fitri maupun saat Idul Adha.

Pegunjung yang berziarah ke makam akan diberikan bunga dan pandan iris kamudian dimasukkan ke tempat yang telah dibungkus kain putih.

Sebagai gantinya, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 25.000.

Makam Syekh Yusuf berada dalam kubah besar dengan ukuran sekitar 11 x 11 meter persegi. Terdapat dua lapis pintu yang dijaga oleh dua orang.

Pada kubah tersebut terdapat 11 makam, namun peziarah akan menaburi bunga di makam Syekh Yusuf dan istrinya, I Sitti Daeng Nisanga.

Sembilan makam disekitarnya merupakan makam guru dan pengikut Syekh Yusuf.

Pada dinding kubah bagian dalam terdapat tulisan Arab dan beberapa foto terpajang. Salah satu foto tersebut adalah makam Syekh Yusuf di Afrika Selatan.

Selama berziarah, pengunjung akan ditemani oleh penjaga yang membimbing dalam kubah. Ada pengunjung yang membaca Al-Quran, salawat nabi, dan doa.

Tersedia kota amal bagi pengunjung yang ingin bersedekah seikhlasnya.

Sejarah Syekh Yusuf

Nama lengkap Syekh Yusuf adalah Syekh Yusuf al-Makassari Tajul Khalwatiy.

Syekh Yusuf lahir di Gowa pada tanggal 3 Juli 1626. Dia lahir dengan nama Muhammad Yusuf.

Ayahnya bernama Abdullalah dan ibunya bernama Aminah.

Syekh Yusuf telah mengenyam pendidikan agama Islam sejak usia 15 tahun. Gurunya bernama Daeng Ri Tassamang, guru Kerajaan Gowa di Cikoang.

Sepulangnya dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa. Kemudian di usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh.

Syekh Yusuf menunaikan ibadah haji pada tahun 1644 dan tinggal di Mekkah selama beberapa waktu. Dia belajar dengan ulama terkemuka di Mekkah dan Madinah.

  • Perjuangan Pada Masa Penjajahan Belanda

Selama Syekh Yusuf di Mekkah, Perusahaan Hindia Timur Belanda dan Inggris tengah berjuanng menguasai wilayah Gowa, Makassar.

Kondisi tersebut disebabkann karena perdagangan rempah-rempah dan emas yang sangat menguntungkan.

Pada saat, Syekh Yusuf meninggalkan Mekkah pada tahun 1664 M, Makassar sudah dikuasai Belanda, sehingga Yusuf tidak dapat kembali ke Makassar.

Syekh Yusuf kemudian pergi menuju Banten, kedatangannya disambut Sultan Ageng Tirtayasa. Syekh Yusuf tinggal di Banten selama 16 tahun atau hingga 1680.

Pada saat bersamaan, Pangeran Haji, putra Sultan Ageng Tirtayasa, tengah melakukan perlawanan terhadap ayahnya.

Sultan Ageng Tirtayasa sempat mengerahkan pasukannya termasuk Syekh Yusuf pada tahun 1683 untuk mengepung Pangeran Haji.

Sultan Ageng Tirtayasa sempat dikalahkan namun dia berhasil lolos bersama Yusuf dan rombongannya sebanyak sekitar 5000 orang.

Pada akhir tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap, sedangkan Syekh Yusuf berhasil kabur dan melanjutkan perlawanan.

  • Syekh Yusuf dalam Pengasingan

Syekh Yusuf diminta menyerah dengan janji pengampunan oleh Belanda pada tahun 1684.

Namun, Belanda kemudian mengingkari janjinya dan malah menangkap Syekh Yusuf dan memenjarakannya di Benteng Batavia.

Upaya Belanda tersebut didorong rasa kekhawatiran Yusuf akan melarikan diri. Yusuf kemudian dipindahkan ke Ceylon pada September 1684.

Pada tanggal 27 Juni 1693, Syekh Yusuf dibuang ke Tanjung dengan perjalanan menggunakan Kapal Voetboeg.

Yusuf bersama dengan 49 pengikutnya, yang antara lain terdiri dari dua istri, dua selir, 12 anak diterima di Tanjung pada tanggal 2 April 1694 oleh Gubernur Simon van der Stel.

Rombongan tersebut ditempatkan di pertanian Zandvliet, yang letaknya jauh dari Cape Town.

Letak pengasingan yang jauh tersebut dengan maksud untuk meminimalisir pengaruh budak Dutch East India Company (DEIC). Namun sayangnya, rencana tersebut gagal.

Wilayah yusuf tinggal merupakan tempat perlindungan bagi para budak. Selain itu, ada komunitas Islam kohesif pertama di Afrika Selatan juga didirikan di sana.

Mulai saat itu, pesan islam mulai disebarluaskan ke komunitas budah Cape Town.

  • Akhir Hidup Syekh Yusuf

Syekh Yusuf wafat pada tanggal 23 Mei 1699. Dia dimakamkan di Afrika Selatan, yang lokasinya di atas bukit.

Para pengikutnya menjadikan hari kematiannya sebagai hari peringatan.

Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutkannya sebagai salah seorang putra terbaik Afrika.

Raja Gowa ke-19, I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung meminta memulangkan jenazah Syekh Yusuf ke Gowa.

Jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa dan dimakamkan pada April 1705.

Pada tanggal 7 Agustus 1995, Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto berdasarkan SK Presiden No 071/TK/1995.

Rute Makam Syekh Yusuf

Jarak tempuh kabupaten Gowa, letak makam Syakh Yusuf dari Makassar sekitar 50,5 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih hampir dua jam.

Perjalanan dapat melalui Jalan Malino

Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino| Editor: Nibras Nada Nailufar

Sumber:

makassar.tribunnews.com dan www.kompas.com

https://makassar.kompas.com/read/2023/08/02/171117178/makam-syekh-yusuf-di-gowa-daya-tarik-biaya-dan-rute

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke