Salin Artikel

Duduk Perkara Dokter di Makassar Tampar Balita di Warung Kopi, Pelaku Terganggu Saat Main Catur

Video tersebut terekam di sebuah warung kopi di wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Disebutkan korban mengalami luka lecet di bibir lantaran terbentur kursi usai dipukul pria dewasa. Peristiwa tesebut terekam CCTV pada Kamis (27/7/2023) pukul 230.00 WITA.

Belakangan diketahui pelaku pemukulan adalah MR, seorang dokter di rumah sakit swasta.

Ayah korban sekaligus pemilik warung kopi, Agung pun melaporkan kejadian tersebut ke polisi pada Jumat (28/7/2023).

Ia bercerita saat itu pelaku dan temannya sedang asyik main catur di warung kopi milik Agung. Lalu korban secara tiba-tiba mendatangi meja pelaku dan mengambil salah satu pion catur.

Akibatnya susunan catur pelaku, MR terhambur.

"Awalnya anak saya sentuh itu meja catur, langsung di tampar hingga ke lantai. Pas jatuh saya minta maaf," papar dia.

Meski sudah meminta maaf, pelaku masih meluapkan kemarahannya ke ayah korban.

"Saya perbaiki catur, tapi ini bapak membentuk terus, sembarang dia bilang segala macam. Di situ pengunjung berhamburan," tuturnya.

Agung menyebut setelah kejadian tersebut, sang anak kerap menangis.

"Waktu kejadian menangis terus, subuh baru tidur, ada traumanya," ujar dia.

Agung mengatakan pelaku yang ia ketahui sebagai pejabat di salah satu rumah sakit swasta ternama di Kota Makassar memang kerap datang ke warkop miliknya.

"Dia (MR) pengunjung sering main ke sini. Iya pegawai rumah sakit, di Jalan Minasaupa, (RS Bahagia)," beber dia.

Selain itu Agung menyebut bahwa terduga pelaku sempat mengancam dirinya dengan menyebut tidak takut jika aksinya dilaporkan ke pihak berwajib lantaran memiliki keluarga dari aparat.

"Iya dia mengancam. Dia juga bilang katanya jangan edit-edit itu video, padahal itu murni tidak ada edit. Disitu juga keluar bahasa mau laporkan saya. Sudah minta maaf, pas saya sudah melapor. Saya memang sudah maafkan, tapi proses hukum tetap berjalan," kata ayah korban, Agung.

"Dia benar, Pak Dokter MR ini Wakil Direktur di RSU Bahagia Makassar kurang lebih empat bulan. Pak MR ini tidak praktik beliau pensiunan dokter jabatannya di rumah sakit itu jabatan struktural," jelasnya.

Fakhruddin menegaskan, aksi yang dilakukan MR tidak ada hubungannya dengan jabatannya dan pihak rumah sakit.

"Saya memberikan keterangan dari RS bahwa benar oknum yang diduga pelaku penganiayaan terhadap anak di bawah umur yang viral di adalah karyawan RSU Bahagia Makassar tapi tindakan itu pribadi, yang tidak ada hubungannya dengan jabatannya apalagi kejadian ini terjadi di luar lingkungan rumah sakit dan di luar jam dinas," tandasnya.

Fakhruddin juga tak menampik bahwa Makmur dulunya memang pernah menjadi dokter pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup pemerintah Sulawesi Selatan (Sulsel).

Bahkan MR disebut pernah menjadi kepala rumah sakit di Kabupaten Kepulauan Selayar.

"Yang bersangkutan merupakan pensiunan PNS beliau tidak praktek lagi sebagai dokter, sudah tidak memiliki surat izin praktek (SIP) akan tetapi di rumah sakit beliau memiliki jabatan struktural yang mengurusi hanya bagian manajemen, tidak melayani pasien," ucapnya.

Disebut alami depresi

Jajaran direksi langsung mengambil langkah tegas dengan melakukan pemberhentian dengan tidak hormat alias dipecat.

Fakhruddin mengungkapkan dari hasil rapat internal RSU Bahagia Makassar, sikap Makmur dalam sepekan terakhir memang terlihat berbeda.

Kemungkinan orang nomor dua dijajaran RSU Bahagia Makassar itu mengalami banyak masalah.

"Kami berkesimpulan, tadi hasil pembicaraan di rapat bahwa ada kemungkinan yang bersangkutan ini mengalami depresi atau mengalami masalah. Karena menurut informasi teman-teman di kantor yang bersangkutan dalam seminggu terakhir kerap menyendiri dan murung," jelas Fakhruddin.

"Jadi karena mungkin dia ada masalah. Tujuan datang ke warkop untuk refreshing minum kopi sambil main catur tapi tiba-tiba ada anak yang menggangu dengan refleks dia melakukan tindakan seperti itu," sambungnya.

"Atas nama pribadi dan keluarga saya menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga korban. Ini sebenarnya saya masih keluarga dari Sinjai masih ada hubungan keluarga, saya tetangga di kampung, saya mohon maaf," ucap Makmur di hadapan awak media di Mapolrestabes Makassar, pada Senin (31/7/2023).

Makmur juga mengaku tidak menyangka apa yang dilakukan tersebut dapat viral di berbagai platform media sosial. Padahal, kata Makmur, kasus itu tergolong bukan kasus luar biasa.

"Sebenarnya ini kasus sangat kecil, tetapi luar biasa eksposenya seluruh dunia mengetahuinya," ucapnya.

Makmur juga mengaku tidak sama sekali mempunyai niat untuk berlaku kasar. Menurutnya tindakan yang ia lakukan spontan karena terganggu saat bermain catur.

"Ini mungkin hal suatu kekhilafan dan tidak terduga ini kejadian, dan boleh saya dicek di mana saya pernah bertugas dan bagaimana saya di sana," jelasnya

Makmur ditetapkn sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 80 ayat (1) Jo Pasal 76C UU RI, No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Namun Makmur tidak ditahan karena ancaman hukuman yang dipersangkakan di bawah kurungan lima tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Reza Rifaldi | Editor : Pythag Kurniati, Dita Angga Rusiana, Khairina)

https://makassar.kompas.com/read/2023/08/01/134300478/duduk-perkara-dokter-di-makassar-tampar-balita-di-warung-kopi-pelaku

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke