Salin Artikel

5 Lagu Daerah Sulawesi Selatan, Salah Satunya Angin Mamiri

KOMPAS.com - Lagu daerah Sulawesi Selatan merupakan kesenian rakyat setempat yang mempunyai makna.

Lirik lagu daerah Sulawesi Selatan menggunaan bahasa daerah dan menceritakan mengenai kehidupan sehari-hari.

Beberapa di antaranya merupakan lagu populer yang dikenal di luar Sulawesi Selatan.

Berikut ini adalah sejumlah lagu daerah Sulawesi Selatan.

Lagu Daerah Sulawesi Selatan

1. Lagu Angin Mamiri

Lagu Angin Mamiri berasal dari daerah Makassar, Sulawesi Selatan.

Makna lagu Angin Mamiri adalah menitipkan pesan kepada angin supaya pesan tersebut sampai kepada orang yang dirindukan.

Lirik lagu Angin Mamiri, yaitu:

Anging Mammiri Kupasang
Pitujui Tontonganna
Tusaroa Takka lupa
Aule...Namangu'rangi

Tutenaya, Tutenaya Pa'risi'na
Battumi Anging Mammiri
Anging Ngerang Dinging-dinging
Namallantasa ribuku'
Aule Manngerang Balu

Mallo'lorangn, mallo'lorang je'ne mata
Je'ne matangku mamatti
Dinging-dinging pa'maikku
Mammempo mamalannasa'
Aule manngerang nakku
Mappa empo, mappa empo panngu'rangi

2. Lagu Pakarena

Lagu Pakarena berasal dari daerah Sulawesi Selatan dalam Bahasa Makassar. Penciptak lagu Pakarena adalah Arsyad Basir yang dipopulerkan oleh Aulia Anas dan Salma Rani.

Lagu Pakarena menceritakan suku Makassar yang anggun dalam menari.

Lirik lagu Pakarena:

Ika teri tura tea bau
Adat taman io loa sayang
E aule pakarenaya
Pakarenaya labiriri pagaukang

Ika tebu tara teang sayang
Punania pagaukang sayang
E aule suku Bajina
Suku Bajina punania pakarena

Pura raba piu rukang sayang
Baju Bodo kaun lolo sayang
E aule suku Bajina
Suku Bajina punania ke anggada

3. Lagu Anak Kukang

Lagu Anak Kukang menceritakan kisah sedih mengenai seorang anak yang ditinggalkan oleh ibunya karena masalah ekonomi.

Lirik Anak Kukang:

Kukana tuni pela tuni buang ritamparang
Tuni ayukkan rije'ne narampung tau maraeng
Cadi cadi dudu in'ja nana pellaka ammaku

Mantang mama ka'leka'le tu'guru je'nne matanku
Aule sa'resa're na i kukang sayang
Sa're tenama kucini lino empo tenama te'nena

4. Lagu Amma Ciang

Lagu Amma Ciang diciptakan oleh Eng Dji, seoran sastrawan berdarah Tionghoa.

Lirik Lagu Amma Ciang:

Amma Ciang, dendang
Tallu lawara leko na
Alla, napala langi
Sikontu bonena lino
Mabiring kassi, Kebo'nu, dende
Mattamparang laisi'nu

Alla, mattete bombang
Bukkuleng tena lakjuna
Bakukku nabuntulu nakku, dende
Nalulluang pangngu'rangi
Alla, tenamo kanang
Baji-baji'ri matangku

Lagu Ati Raja merupakan lagu daerah yang diperkenalkan oleh Hoo Eng Djie, seorang musikus Tioghoa.

Makna lagu Ati Raja sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lagu tersebut juga menceritakan untuk meminta dan memohon kepada Tuhan.

Lirik Lagu Ati Raja

Se'reji batara baule
Ati Raja, nakijai pa'nganroi rikodong
Rajale, elele kereaminjo
Ati Raja, nitarima pa'pala'na rikodong

Mannamo kiminasai baule
Ati Raja, kipanai ripalatta rikodong
Rajale, elele ta'balle tonji
Ati Raja, ka Batara tagkellai rikodong

Manna nijallo sarea baule
Ati Raja, taempoki ri sunggua rikodong
Rajale, elele tanikanyame
Ati Raja, ka taena pangngellai rikodong

Sumber:

kids.grid.id dan kaltim.tribunnews.com

https://makassar.kompas.com/read/2023/07/18/214226778/5-lagu-daerah-sulawesi-selatan-salah-satunya-angin-mamiri

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com