Salin Artikel

Cerita Jemaah Haji Asal Makassar Tampil Glamor dengan Pakaian dan Emas 180 Gram, Terungkap Perhiasan Imitasi Seharga Rp 900.000

Pasalnya, perempuan berusia 46 tahun itu tampil glamor tidak saja dengan mengenakan pakaian warna hijau zamrud.

Suarnati juga memakai sejumlah perhiasan emas di sekujur tubuhnya. Mulai dari kalung, gelang, hingga cincin.

Kepada Kompas.com, Suarnati mengungkapkan ada sekitar 180 gram perhiasan emas yang dia pakai. Namun, tidak semuanya dia beli dari Tanah Suci Mekkah.

"Dari Makassar separuh (emas) saya bawa. Sekitar 80 gram, kalau yang saya beli dari Tanah Suci mungkin 100 gram," kata Suarnati kepada awak media di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar.

Dia menyatakan, dia membeli emas itu menggunakan mata uang riyal, dengan total Rp 1,2 juta per gramnya.

Dihujat netizen

Begitu pemberitaan mengenai kepulangannya yang glamor viral, netizen pun menuduhnya hanya ingin pamer bahwa dia mampu pergi haji.

Mendapat serangan seperti itu, Suarnati Daeng Kanang mengaku sedih dan malu. Dia menegaskan bahwa itu sudah menjadi nazarnya jika membeli emas.

"Iye kodong (Iya kasian) sebelum daftar (haji) memang sudah bernazar pakaian saya akan seperti ini (nyentrik dan memakai emas), tapi entah kenapa banyak yang hujat, (katanya saya) pamer," ujarnya.

Perempuan yang merupakan seorang pengusaha burger ini mengatakan, dia sudah memaafkan orang-orang yang menghujatnya di media sosial.

Dia bahkan menganggap, hujatan itu merupakan pengingat supaya dia bisa lebih sabar lagi sepulang dari Tanah Suci.

Dipanggil Bea Cukai Makassar

Polemik mengenai kepulangan Suarnati yang gemerlap rupanya sampai juga di hadapan pihak Bea Cukai Makassar.

Kepala Bea Cukai, Zaeni Rahman berkata, mereka akan memanggil Suarnati untuk dimintai klarifikasi terkait emas 180 gram tersebut.

"Saya rasa perlu sekali memanggil yang bersangkutan (Daeng Kanang) untuk mengkarifikasi. Tentunya tabbayun (klarifikasi) itu lebih bagus daripada tidak (klarifikasi) maka fitnah jadinya. Secepatnya kami akan minta klarifikasi, kira-kira minggu depan" kata Zaeni, kepada awak media saat ditemui di kantornya, pada Jumat (7/7/2023).

Zaeni menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah mendatangi kediaman Suarnati di Kecamatan Tamalate begitu beritanya viral.

Hanya saja, dirinya tidak mendapati si pengusaha burger di rumahnya, karena tengah bersilaturahmi dengan keluarganya di Jeneponto.

Terungkas emasnya imitasi

Senin kemarin (10/7/2023), Bea Cukai Makassar menerima Suarnati Daeng Kanang, untuk memeriksa keaslian perhiasannya.

Pengujian kadar emas dilakukan dengan pihak Kantor Pegadaian Cabang Pasar Butung Makassar.

Humas Bea Cukai, Ria Novikasari berkata, setelah mendapat surat dari Pegadaian, mereka mendapati bahwa emasnya palsu.

Ria mengungkapkan, Suarnati menjalani pemeriksaan mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 Wita atau selama 5 jam pemeriksaan.

Berdasarkan temuan dari Pegadaian itulah, maka Bea Cukai Makassar tidak mengenakan pajak kepada Suarnati.

Dibeli seharga Rp 900.000

Lanjut Ria, berdasarkan klarifikasi yang dilakukan Bea Cukai, Suarnati mengaku membeli perhiasan tersebut seharga Rp 900.000 secara keseluruhan.

Padahal, kepada awak media saat kepulangannya, dia mengeklaim emasnya dibeli Rp 1,2 juta per gram dibayar dengan riyal.

"Perhiasan yang diklaim emas oleh yang bersangkutan 180 gram yang dibawa dari Jeddah hingga tiba di Makassar dan dibawa juga ke Bea Cukai pada saat pemeriksaan tadi (harganya) Rp 900.000-an total nilainya dari keseluruhannya," kata Ria kepada KOMPAS.com saat dikonfirmasi via WhatsApp (WA) Senin (10/7/2023) malam.

Ria menerangkan, Suarnati cukup kooperatif saat bea cukai mendatangi rumahnya untuk dimintai keterangan soal emas tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Makassar Darsil Yahya M, Editor: Ardi Priyatno Utomo, Dita Angga Rusiana, Khairina, Robertus Bellarminus)

https://makassar.kompas.com/read/2023/07/11/083445778/cerita-jemaah-haji-asal-makassar-tampil-glamor-dengan-pakaian-dan-emas-180

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke