Salin Artikel

Sapi Kurban Presiden Jokowi di Bone Sempat Stres, Tak Mau Makan Usai Dipindah dari Kandangnya

Hal tersebut diungkapkan pmilik sapi, Kistan. Seperti diketahui sapi yang dibeli Presiden Jokowi berjenis Limosin campuran Simental. 

Menurut Kistan, sapinya itu diberangkatkan dari kandangnya di Desa Patangkai, Kecamatan Ponre ke lapangan dekat Mesjid Jami Al Hikmah, Desa Bakunge, menggunakan truk, Selasa (27/6/2023) siang. Sapi tersebut tiba sore hari, lalu diikat di tiang pendopo alun-alun desa. 

"Sejak sore, sapi ini sempat stres karena perpindahan lokasi dari kandang ke lokasi yang baru dilihatnya. Jadi sejak, Selasa (27/6/2023) sore itu tidak mau makan, meski sudah disiapkan pakannya seperti rumput gajah, dedak, dan batang pisang muda," ungkap Kistan saat ditemui di pendopo Alun-alun, Desa Ponre, Rabu (28/6/2023) sore.

Dia mengatakan sapi tersebut baru mau makan Rabu (28/6/2023).

"Baru, Rabu (28/6/2023) siang mau kembali makan," ungkapnya. 

Kistan mengatakan sebenarnya sapi kurban Jokowi tersebut sudah diserahterimakan dengan  pengurus Mesjid Jami Al Hikmah. Namun, dirinya tetap berada di lokasi mendampingi sapi tersebut hingga proses penyembelihan. 

"Sudah serah terima tadi malam, cuma saya akan terus dampingi hingga proses sembelih selesai. Lagian juga saya juga orang Kecamatan Ponre juga, cuma beda desa," katanya. 

"Ada 5 ekor sapi menjadi nominasi. Tapi sapi saya terpilih karena sudah memenuhi syariat Islam dan beratnya 1,1 ton. Sapi saya ini dibeli seharga Rp 95 Juta oleh Sekretariat Presiden. Jadi sempat video call terus dengan pihak Sekretariat Kepresidenan," jelasnya. 

Sejak sapinya dibeli Presiden Jokowi, dia pun memberikan pelayanan ekstra. Sapinya tersebut dimandikan dua kali sehari dan diberi makan kesukaannya serta vitamin. 

"Bangga juga, karena sapi saya dibeli oleh Presiden Jokowi untuk jadi kurban Hari Raya Idul Adha. Sapi saya banyak dibeli orang untuk keperluan kurban. Bahkan tahun ini saya kirim sekitar 40 ekor ke Kalimantan," katanya.

Pemantau dari Dinas Peternakan Sulsel, Burhan mengatakan ikut mendampingi dan mengawasi sapi kurban itu setelah dipilih Sekretariat Presiden.

"Setiap hari, tiga kali laporan ke Dinas Peternakan Sulsel untuk terus memantau kesehatan sapi kurban Jokowi ini. Di mana sapi kurban ini sebelum dipilih, melalui tahapan pemeriksaan kesehatan. Bahkan hingga mau dikurban pun, masih diperiksa kesehatannya," ujarnya. 

Burhan pun telah melaporkan kondisi sapi kurban Jokowi sempat stres saat pemindahan. 

"Saat pemindahan hingga sekarang masih terus dilaporkan dan dipantau. Sudah saya laporkan, sapi ini sempat tidak mau makan karena stres. Makanya ada dokter hewan terus melakukan pemantauan," tambahnya. 

Sebelumnya telah diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkurban seekor sapi campuran Limousin dan Simental seberat 1 ton lebih di kampung Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di Bakunge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. 

Sapi kurban Jokowi diserahkan ke Masjid Jami Al Hikmah yang terletak tak jauh dari rumah orangtua Andi Sudirman Sulaiman.

https://makassar.kompas.com/read/2023/06/28/165216978/sapi-kurban-presiden-jokowi-di-bone-sempat-stres-tak-mau-makan-usai

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com