Salin Artikel

Wakil Dekan III FKIK Unismuh Makassar Minta Maaf Atas Kasus Kekerasan yang Terjadi saat Pengkaderan

MAKASSAR,KOMPAS.com - Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Asdar, meminta maaf kepada orangtua mahasiswa yang mengalami kekerasan saat proses pengkaderan.

Diketahui, tiga mahasiswa FKIK Unismuh Makassar yakni MF, MR dan MI dilarikan ke rumah sakit (RS) Unhas saat proses pengkaderan karena mengeluh sakit akibat aksi kekerasan yang dilakukan oleh seniornya.

"Sebagai Wakil Dekan III FKIK Unismuh, kami menyatakan permohonan maaf kepada para korban dan orang tuanya yang diduga mengalami tindakan kekerasan," kata Asdar dalam keterangan resminnya yang diterima KOMPAS.com, Senin (26/6/2023).

Asdar juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan terhadap ketiga mahasiswa tersebut serta berjanji bakal mengusut tuntas para pelaku yang terlibat dalam aksi kekerasan itu.

"Kami juga berkoordinasi dengan Dewan Kehormatan Etik dan Advokasi (DKEA) Universitas, dan Pimpinan Unismuh (Wakil Rektor III) untuk menindaklanjuti insiden ini, termasuk melakukan investigasi lebih lebih lanjut," ujarnya.

"Kami menegaskan bahwa FKIK dan Unismuh tidak menolerir kekerasan dalam bentuk apapun. Kami berharap insiden ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua," sambungnya.

Selain itu, ia mengaku jika selama proses pengkaderan yang dilaksanakan mulai hari Kamis hingga Minggu (22-25/6/2023, di Aula Yonif 700 Raider, Jl. Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar diikuti sebanyak 264 mahasiswa angkatan 2022. 

Adapun kronologi kejadian menurut Asdar pada Sabtu (24/6/2023) sore, salah seorang peserta MF mengeluh sakit dan diberikan penanganan pertama oleh tim medis panitia pengkaderan.

"MF kemudian diantar oleh panitia ke RS Unhas, dan di rumah sakit tersebut, peserta mengaku telah dipukul oleh oknum seniornya, pada Sabtu (24/6/2023) sekitar pukul 00.20 Wita dini hari," ujarnya.

Pada malam harinya, lanjut Asdar, panitia juga membawa peserta lainnya, MR pada Sabtu (24/6/2023) Pukul 23.30 Wita.

Keseokan harinya Minggu (25/6/2023) Pukul 06.00 pagi, panitia juga membawa MI ke RS Unhas. 

Asdar menurutkan mahasiswa yang mengalami insiden tersebut telah menjalani observasi dan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.

Dia juga membantah jika ketiganya mengalami patah tulang rahang dan rusuk serta pendarahan di perut.

"Saat ini, berdasarkan hasil pemeriksaan USG dan CT Scan, kondisi MF dalam keadaan baik. Selain itu, dua mahasiswa lainnya juga dinyatakan dalam kondisi sehat dan dipastikan tidak seperti di berita yang beredar," jelas dia.

Kali ini sebanyak 3 mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh diduga mengalami kekerasan yang dilakukan seniornya saat prosesi pengkaderan atau ospek.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unismuh Makassar Muhammad Tahir mengatakan kekerasan itu terjadi di luar kampus yakni di Yonif Rider 700 di Tamalanrea.

"Pengkaderan internal mereka di fakultas dan masalah kekerasan yang terjadi itu memang benar adanya, tapi kita tetap tunggu hasil investigasi dari pihak fakultas kedokteran," kata Tahir saat dikonfirmasi KOMPAS.com melalui sambungan telepon, Senin (26/6/2023).

Tahir mengatakan, kasus ini sementara dalam investigasi pihak fakultas untuk menyelidi dan mencari siapa saja yang terlibat dalam kasus kekerasan tersebut.

"Kasus ini dalam investigasi oleh pihak fakultas kedoketeran, kami belum mendapatkan informasi resmi dari fakultas sehingga kami belum bisa memberikan keterangan lebih jauh," ujarnya.

Sejauh ini, informasi yang diterima oleh Tahir, ada tiga mahasiswa yang mengalami luka-luka dalam kasus kekerasan pengkaderan ini. Namun ia tidak membeberkan luka apa yang dialami oleh ketiga mahasiswa tersebut.

"Informasi yang disampaikan ada 3 orang, tapi saya juga belum ketemu pimpinan fakultas karena sementara dilakukan investigasi. Saya belum tahu persis apakah ketiganya masuk rumah sakit atau bagaimana, karenasaya belum konfirmasi dan kami juga belum kunjugan ke RS nanti kalau lengkap informasinya baru kami sampaikan secara resmi " bebernya.

Kendati demikian, Tahir mengaku jika proses pengkaderan yang dilakukan oleh fakultas kedokteran sudah mendapat izin dari pihak universitas.

Namun, terkait kasus kekerasan yang terjadi, menurutnya itu adalah sikap over yang dilakukan oleh senior terhadap juniornya.

"Kan masing-masing di fakultas ada pengkaderan di lakukan, tapi memang yang diizinkan dan memang ini atas izin kalau yang tidak diizinkan itu ilegal, cuman yang mendapatkan izin ini kadang ada pihak senior yang over dalam melakukan pembinaan (pengkaderan ) sehingga itu yang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.

Pihaknya pun berjanji bakal memberikan sanksi sesuai peraturan akademik yang berlaku di tingkat universitas. Apalagi, ada dua aturan yang diterapkan di kampus.

"Ada aturan tata tertib kehidupan sehat islami dan kode etik kemahasiswaan kalau memang itu ada pelanggaraan di dua aturan ini maka akan di proses di dewan etik. Dewan etik memberikan rekomedasikan dan pimpinan yang menentukan sanksi apa yang diberikan sesuai aturan yang berlaku," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, Fakultas Kedokteran Unismuh memang kerap melakukan kegiatan serupa setiap tahunnya. 

Pada 2023 ini, mahasiswa Fakultas Kedokteran menggelar agenda tersebut di Asrama Rider 700 Sudiang, Kecamatan Tamalanrea, kota Makassar. 

"Ada 3 mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Unismuh (menjadi) korban kebrutalan seniornya. Satu patah tulang rahang, satu patah tulang rusuk, satu lagi alami pendarahan di perut dan lagi dioperasi," tertulis pada pesan yang beredar di WhatsApp itu. 

Lebih lanjut, dalam pesan itu tertulis, ada puluhan senior mahasiswa yang berada di dalam ruangan. Kemudian menutup pintu dan mematikan lampu. 

Mereka menggunakan helm dan menginjak-injak para maba peserta ospek yang berjumlah sekitar 300 orang. Akibatnya, para korban dirawat di rumah sakit.

https://makassar.kompas.com/read/2023/06/26/195632978/wakil-dekan-iii-fkik-unismuh-makassar-minta-maaf-atas-kasus-kekerasan-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke