Salin Artikel

Satu Lagi Jemaah Haji Embarkasi Makassar Asal Papua Barat Wafat di Tanah Suci

Humas Kanwil Kemenag Sulsel, Mawardi Sirajuddin mengungkapkan, jemaah haji tersebut bernama Rais Tuharea.

"Almarhum dikabarkan wafat di Kota Madinah pada hari Minggu 11 Juni 2023 Pukul 06.28 Waktu Arab Saudi (WAS)," ucapmya kepada KOMPAS.com, Senin (12/6/2023).

Mawardi mengatakan, informasi meninggalnya satu jemaah embarkasi Makassar asal Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat itu, berdasarkan laporan yang ia terima dari grup WhatsApp (WA) Media Centre Haji PPIH.

"Kabar duka itu dari grup WA. Innalillahi Wainnailaihi Rojiun telah meninggal dunia jamaah haji rombongan 2 asal Kabupaten Manokwari Bapak Rais Tuharea pukul 06.28 WAS semoga Almarhum Husnul Khotimah di terima Amal Ibadahnya.. Aamiiinn," bebernya.

Semenatara, Pembimbing Ibadah Haji Kloter 19 UPG Mawardi menyampaikan, almarhum Rais Tuharea sejak dari Embarkasi Makassar, kondisi kesehatannya memang sudah tidak stabil atau dalam keadaan sakit karena memiliki riwayat hipertensi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

"Di dalam pesawat beliau sempat drop serta hasil pengukuran pulse oximeter menunjukkan persentase saturasi oksigen (SpO2) sempat turun 60 persen dan tim kesehatan segera memberikan pengobatan dan melakukan pemasangan oksigen, pemberian obat hingga kondisi Pak Rais kembali stabil sampai tiba di hotel di Madinah," tuturnya.

Namun, kata Mawardi, kondisi Rais Tuharea kembali drop atau mengalami penurunan kesehatan. Pihak kesehatan melakukan rujukan ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah dan sempat dirawat selama 2 hari.

"Pihak KKHI (Madinah) mengantar almarhum Rais kembali ke hotel karena kondisi sudah membaik, tapi sesampainya di hotel jam 03.00 waktu Arab Saudi keadaan beliau kembali memburuk. Beliau mengalami sesak, ngorok dan lendir banyak," ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, Tim kesehatan Kloter 19 UPG kemudian melakukan pertolongan dan sempat melaporkan lagi ke KKHI untuk dirujuk kembali.

"Tapi belum sempat mengantar ke rumah Slsakit, almarhum mengalami penurunan kesadaran dan tim kesehatan tetap melakukan pertolongan, sampai kemudian dokter menyatakan almarhum sudah meninggal dunia tepat Pukul 06.28 WAS," tandas dia.

Dengan demikian, jumlah jemaah haji Embarkasi Makassar tercatat sudah dua orang yang meninggal dunia di Tanah Suci. Jemaah haji pertama yang meninggal yakni Laupe Baco Cido (73) kloter 04 asal Bulukumba wafat di Madinah pada Senin (5/6/2023) dan Rais Tuharea jemaah haji embarkasi Makassar asal Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Sementara dari data haji Kemenag RI, jumlah Jemaah haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci baik di Madinah maupun di Mekkah sebanyak 51 orang.

https://makassar.kompas.com/read/2023/06/13/101001078/satu-lagi-jemaah-haji-embarkasi-makassar-asal-papua-barat-wafat-di-tanah

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com