Salin Artikel

Video Viral Pria Paruh Baya di Makassar Pamerkan Alat Kelamin ke 2 Perempuan, Korban: Saya Takut

Video aksi ekshibisionis pria paruh baya itu pun tersebar luas setelah korban atas nama Linda merekam aksi tersebut hingga viral di media sosial (medsos).

Linda mengatakan, aksi tak senonoh itu dialaminya di Jalan Latimojong 1, Kelurahan Gaddong, Kecamatan Bontoala, Makassar, pada Jumat (2/6/2023) sekitar pukul 08.14 Wita.

"Awal mulanya itu, saya mau pergi kerja posisinya saya keluar dari lorong. Nah, ini sepupuku yang lihat ini pengendara motor dia bilang, 'Mi Linda itu itu yang lalea (genit) yang suka nah kasih lihat kemaluannya sama orang'," kata Linda kepada Kompas.com, Minggu (4/6/2023).

Dia mengaku awalnya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sepupunya itu. Namun, setelah melihat langsung aksi ekshibisionis pria paruh baya itu. Linda langsung kaget.

"Awalnya saya tidak percaya. Tapi sepupu saya bilang tunggu dulu Linda saya ambil batu kalau macam-macamki dilempari mi batu. Saat itu saya iyakan, tapi saya juga tidak tahu kenapa terbesit di pikiran ku mau rekam," ujarnya.

"Jadi saya kasih nyalalah kamera hapeku, mulai dari lorongku sampai ke lorong sebelah posisinya itu pengendara melawan arus ki. Berarti memang sudah mau mi bertindak (perlihatkan kemaluannya)," sambungnya.

Linda juga mengungkapkan, bukan kali pertama pria paruh baya itu melalukan aksi tak senonoh itu.

"Sering tapi di tempat yang berbeda dan tempat sunyi yang memang jarang orang lewati," ungkapnya.

Akibat insiden itu, Linda merasa trauma, bahkan takut untuk pergi kerja seorang diri. Apalagi saat kejadian, kata Linda, mukanya terlihat jelas oleh pelaku. Sedangkan pelaku menggunakan masker dan helm, jadi wajahnya tak terlihat jelas.

"Cuma saya takut dan merasa waswas kak, jangan sampai dia (pelaku) bertindak karena pas saya rekam terlihat jelas ki muka ku sama dia, sedangkan dia pakai masker saya tidak tahu orangnya. Apalagi saya kalau pulang kerja selalu jalan kaki jarang dijemput. Tapi setelah kejadian ini, saya menunggu jemputan biar jam berapa yang jelas saya dijemput," tuturnya.

Linda pun berharap pemerintah memperbanyak CCTV di lorong-lorong yang sepi agar pelaku segera ditangkap karena sangat meresahkan, khususnya bagi perempuan.

"Semoga CCTV semakin banyak di setiap lorong. Biar kalau ada kejadian begitu langsung tindak lanjuti. Kepolisian juga semoga memperketat penjagaan dan menangkap pelaku," tandas dia.

Dalam video yang beredar, pria paruh baya itu berdiri di sebuah gang memakai kacamata, helm hitam, jaket hitam, dan celana pendek warna merah terlihat sedang memegang alat kelaminnya. Sementara sepeda motor berwarna hitam yang ia kendarai tepat berada di sampingnya.

Sementara itu, Linda langsung merekam aksi tak senonoh tersebut. Pelaku yang sadar aksinya direkam pun langsung naik ke kendaraannya lalu kabur.

"Ih tawanna,ih tunggu dulu, ih astaga, oh ini mi (pelaku)," kata Linda saat merekam aksi tersebut. "Ini lama di cari-cari kurang ajarka," timpal sepupu Linda.

https://makassar.kompas.com/read/2023/06/05/082947478/video-viral-pria-paruh-baya-di-makassar-pamerkan-alat-kelamin-ke-2

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com