Salin Artikel

Biaya Haji Belum Lunas, 457 Calon Jemaah Haji Sulsel Batal Berangkat ke Tanah Suci

Penyebabnya karena, mereka belum juga mampu melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh Kemenag, yakni Jumat (19/5/2023) kemarin.

Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel, H Ikbal Ismail mengungkapkan 457 CJH yang batal berangkat, bakal digantikan oleh jemaah haji cadangan.

"Batas pelunasan (Bipih) sampai tanggal 19 kemarin. Namun ada 457 calon jemaah yang tidak melunasi. Sehingga diganti dengan jemaah cadangan yang telah lunas (Bipihnya)," kata Ikbal Ismail kepada KOMPAS.com, Senin (22/5/2023).

Dia mengatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan 457 CJH tidak mampu melunasi Bipihnya, hingga dinyatakan gagal berangkat tahun ini.

"Pertama jemaah lansia menunggu pendamping, jemaah menunggu mahram, ada juga batal berangkat karena sakit, ada yang meninggal dunia dan ada yang tidak memiliki anggaran untuk melunasi biaya perjalanan atau dana pelunasan belum tersedia," ujarnya.

Olehnya itu, 457 CJH tersebut, kata Ikbal, bakal digantikan oleh jemaah haji cadangan yang jumlahnya ada sekitar 946 orang.

"Ada sekitar 946 calon jemaah haji yang sudah melunasi, tapi kita hanya memberangkatkan sesuai dengan kuota yang belum melunasi Bipihnya yaitu 457 jemaah. Namun 457 orang ini diprioritaskan berangkat (haji) untuk tahun depan," ungkapnya.

Dia menyebutkan, CJH Kota Makassar yang paling banyak belum melunasi Bipih yakni sebanyak 164 orang. Diperingkat kedua ada Kabupaten Wajo 61 orang.

"Hanya Kota Parepare sudah lunas semua Bipihnya. Selebihnya kabupaten/kota di Sulsel belum melunasi," tandas dia.

Diketahui, untuk Kemenag Sulsel ada sekitar 7.272 CJH yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci tahun ini.

Adapun rincian kuota CJH setiap kabupaten/kota di Sulsel yakni Kota Makassar sekitar 1.090 orang, Kabupaten Bone 771 orang, Kabupaten Gowa 589 orang. Kota Parepare 119 orang, Kabupaten Pinrang 361 orang, Kabupaten Wajo 487 orang, Kabupaten Tana Toraja 33 orang.

Kabupaten Maros 303 orang, Kabupaten Luwu 275 orang, Kabupaten Sinjai 224 orang, Kabupaten Bulukumba 393 orang, Kabupaten Bantaeng 178 orang, Kabupaten Jeneponto 347 orang, Kabupaten Selayara 108 orang.

Kabupaten Takalar 265 orang, Kabupaten Barru 167 orang, Kabupaten Sidrap 252 orang, Kabupaten Pangkep 290 orang, Kabupaten Soppemg 251 orang, Kabupaten Enrekang 182 orang, Kabupaten Luwu Utara 228 orang.

Serta, Kabupaten Palopo 105 orang, Kabupaten Luwu Timur 152 orang, Kabupaten Toraja Utara 20 orang. Rincian tersebut sudah termasuk CJH lansia 364 orang. Pembimbing KBIHU 25, Petugas Haji Daerah 57. Jadi totalnya sebanyak 7.272 orang.

CJH kloter 1 dari Makassar akan mulai masuk atau datang ke Asrama Haji Sudiang pada Selasa 23 Mei Pukul 08.00 Wita.

https://makassar.kompas.com/read/2023/05/22/080645078/biaya-haji-belum-lunas-457-calon-jemaah-haji-sulsel-batal-berangkat-ke

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com